Tidak Ada Lonjakan Kehamilan saat Pandemi Covid-19 di Tulungagung

Siti Munawaroh

Tulungagung, Bhirawa
Dinas Keehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung memprediksi pada bulan April ini saat masih berlangsungnya pandemi Covid-19 tidak terjadi lonjakan ibu hamil. Belum ada laporan kenaikan kehamilan tersebut dan akseptor KB tetap rutin berkunjung ke bidan.
“Sampai saat ini belum ada laporannya. Informasi yang kami terima para akseptor KB juga tetap rutin ke bidan untuk ber-KB,” ujar Plt Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kabupaten Tulungagung, Siti Munawaroh, Rabu (29/4).
Menurut dia, dari data bulan-bulan sebelumnya jumlah ibu hamil di Kabupaten Tulungagung rata-rata sebanyak 800 orang per bulan. “Untuk data bulan April kami belum punya. Laporannya nanti awal bulan Mei,” terangnya.
Karena itu, lanjut Siti Munawaroh, perbandingan ibu hamil antara bulan Maret 2020 dengan bulan April 2020 belum dapat diketahuinya pula. Kendati dia yakin tidak akan ada lonjakan kehamilan selama pandemi Covid-19.
“Ibu-ibu muda sekarang kan pandangannya berbeda dengan yang lalu-lalu. Sekarang mereka lebih banyak yang bekerja,” paparnya.
Lebih lanjut Siti Munawaroh menyebut selama ini angka kelahiran di Kabupaten Tulungagung termasuk relatif rendah. Per tahun tidak sampai 15.000 kelahiran.
“Masih di bawah rata-rata nasional dan Jawa Timur. Jadi masih terkendali,” ucapnya.
Perempuan berjilbab ini kemudian mengungkapkan para akseptor KB di Kota Marmer lebih banyak yang menggunakan suntik dibanding pemakaian kontrasepsi lainnya, seperti pil, implan dan IUD.
Sementara itu, terkait jumlah ibu hamil di Desa Jabalsari Kecamatan Sumbergempol yang saat ini diterapkan isolasi wilayah, Siti Munawaroh mengungkapkan ada 25 orang. Bahkan ada satu orang lainnya sudah melahirkan baru-baru ini.
“Untuk mereka (25 ibu hamil dan satu orang melahirkan) sudah kami pantau terus. Mereka tetap harus isolasi mandiri di rumah masing-masing,” tuturnya.
Siti Munawaroh menandaskan bayi yang ada dalam kandungan dipastikan tidak akan tertular Covid-19. Ia menyebut penularan Covid-19 melalui droplet bukan seperti kasus penyakit HIV/AIDS.
“Bayinya kan masih di dalam rahim. Jadi tidak bisa tertulari. Apalagi penularan Covid-19 lewat droplet,” bebernya. (wed)

Tags: