Tidak Akan Menang Tanpa Pendidikan

Chairul Tanjung

Chairul Tanjung
Penguasaan di bidang pendidikan menjadi pertaruhan bagi kelangsungan hidup bangsa di era yang kompetitif ini. Hanya bangsa petarung yang memiliki bekal pengetahuan yang kuatlah yang akan memenangkan pertarungan.
Hal itu ditegaskan Pengusaha Nasional Chairul Tanjung saat mengisi kuliah di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Kamis (5/10) kemarin. Di hadapan ratusan mahasiswa tersebut, Si Anak Singkong ini diminta menumbuhkan jiwa entrepreneur pada mahasiswa.
“Tanpa pendidikan kita tidak akan menang. Kalau kalah konsekuensinya kita tidak bisa menguasai ekonomi,” kata dia. Mantan Menteri Koordinator Perekonomian ini mengutarakan bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia masih rendah. Selain itu, gelar insinyur juga semakin sedikit di tanah air.
“Kita perlu banyak insinyur yang kerjanya itu juga insinyur. Bukan yang lainnya,” jelasnya. Bahkan, Chairul Tanjung juga mengungkapkan kebanyakan masyarakat masih banyak yang ingin menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Dan kurangnya entrepreneur membuktikan bahwa masyarakat masih terjebak dengan budaya. Padahal menurut dia, yang bisa merubah adalah diri sendiri.
“Inilah budaya kita, gampang menyerah, gampang pasrah. Padahal pasrah itu tidak menyerah, tapi fighting. Terus siapa yang menjadi pencipta pegawai kalau semua ingin jadi pegawai negeri,” jelasnya.
Menurut dia, data tahun 2010 ada 87,2 persen umat muslim di Indonesia menjadi minoritas dalam penguasaan aset ekonomi. Sedangkan menurut riset majalah Forbes, dari 50 orang terkaya di Indonesia hanya 8 orang yang muslim, dan 42 beragama lain.
“Kita memang mayoritas didalam jumlah dan minoritas didalam ekonominya. Beberapa perusahaan swasta besar tercatat di BEI, sayangnya perusahaan besar ini tidak ada satupun yang dipimpin oleh orang muslim, ini adalah fakta,” imbuhnya.
Generasi muda, kata Chairul Tanjung, suksesnya ingin instan dan tidak mau proses. Hal inilah yang menyebabkan Negara tidak bisa maju. Ia menyebutkan sebuah pekerjaan rumah yang besar, bahwa tanpa pendidikan sumber daya bangsa tidak akan menang dalam kompetisi. Karena itu perlu peningkatan kualitas pendidikan, kualitas riset, dan penguasaan teknik. Serta adanya program entrepreneurship dan laboratorium guna mengembangkan potensi ini untuk masa depan. “Semoga Unusa bisa menjadi pionir,” harapnya. [geh]

Rate this article!
Tags: