Tiga Desa Didorong Jadi Prototipe Desa Sadar Kerukunan

Gubernur Khofifah bersama Kepala Kanwil Kemenag Jatim menyerahkan dana pembinaan kepada desa sadar kerukunan di Jatim.

Pemprov, Bhirawa
Tiga desa di Jatim mendapat apresiasi dari Gubernur Khofifah Indar Parawansa, atas keberhasilannya menciptakan harmoni sosial kerukunan antar umat beragama. Apresiasi tersebut diberikan Gubernur Jatim bersama Kanwil Kemenag Jatim berupa dana pembinaan.
Ketiga desa yang mendapatkan penghargaan dana pembinaan desa sadar kerukunan tersebut adalah Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Kemudian Desa Senduro di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang dan Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.
Gubernur Khofifah berharap, ketiga desa ini mampu menjadi prototipe desa kerukunan. Sehingga bisa direplikasi oleh desa dari daerah lain maupun provinsi lainnya. Bahkan, juga bisa menjadi rujukan bagi tamu dari luar negeri yang ingin mengetahui format desa kerukunan dalam menjaga keberagaman dan kebhinekaan.
“Apa yang mungkin untuk di promosikan bersama dengan Kemenag dan Pemprov Jati. Supaya ini menjadi prototype kedepannya. Dari Senduro kita ingin sampaikan pesan kedamaian dan kerukunan pada dunia,” tutur Khofifah di sela pemberian dana pembinaan kepada tiga desa kerukunan di Gedung Negara Grahadi, Kamis (6/8).
Khofifah menegaskan, Tidak ada proses ekonomi berjalan kalau suasananya tidak rukun. Tidak ada proses pendidikan berjalan baik kalau tidak ada kerukunan. “Jadi kerukukan menjadi pra syarat suksesnya berbagai sektor pembangunan yang akan dilakukan. Karena itu, desa yang sudah sukses membangun kerukunan ini, saya mohon jaga dan kembangkan,” tandasnya.
Mantan Menteri Sosial ini berharap, pengembangan desa kerukunan dapat memberikan kesempatan bagi para tamu yang ingin melihat bagaimana pola kerukunan itu bisa dibangun. “Kunjungan-kunjungan itu bisa dari daerah lain maupun luar negeri. Mereka akan melihat bagaimana keberagaman, kebhinekaan itu dirawat melalui harmony partnership berbasis desa,” ujar Khofifah.
Harmony partnership, kata dia, merupakan ketangguhan secara sosial, ketangguhan secara psikologis, dan itu artinya ada harmoni yang sudah terbangun sebelumnya. Kalau tidak, akan terjadi kerentanan. Tidak akan muncul ketangguhan kalau tidak harmoni dan tidak rukun, tidak gotong royong.
“Pra syarat itu sudah dimiliki. Oleh karena itu, mohon dirawat dan dikembngkan. Ternasuk Pak Yasin (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa) melihat apa yang mungkin bisa dikembangkan,” tutur dia.
Format kebhinekaan pada desa kerukunan diharapkan bisa diwujudkan dalam sesuatu bentuk. Sehingga jika ada yang ingin berkunjung melihat prototype yang dibangun langsung bisa menunjukkan. Bagi yang berkunjung juga langsung memiliki gambaran jika ingin melakukan replikasi desa berbasis kerukunan dan kehiduapan interen dan antar umat beragama.
Di sisi lain, Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, Ahmad Zayadi mengatakan bahwa membangun kerukunan masyarakat aalah ikhtiar bersama yang secara kolektif dilakukan dalam rangka memperkuat kesatuan bangsa.
“Kerukunan ini menjadi prasyarat dalam kegiatan apapun. Kualifikasi penetapannya adalah desa yang masyarakat tidak hanya satu agama, tapi beberapa agama. Lalu juga ada bermacam-macam rumah ibadah,dan ada indikator lain, misalnya tidak sekalipun terjadi konflik,” kata Ahmad Zayadi. Setiap desa yang mendapatkan penghargaan hari ini menerima dana pembinaan sebesar Rp 30.930.000. [tam]

Tags: