Tiga Jalur di Jatim Rawan Laka dan Macet

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Polda jatim, Bhirawa
Dari data Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Timur, sebanyak tiga jalur mudik di Jawa Timur masuk dalam kategori rawan kecelakaan dan macet. Adapun tiga jalur tersebut adalah Jalur Pantai Utara (Panutra), jalur tengah dan jalur selatan Jawa timur.
Tiga jalur rawan laka yani di Jalur Pantura yang terdiri dari 19 titik, jalur tengah terdiri dari 13 titik, dan jalur selatan terdiri dari 17 titik. Sedangkan jalur yang rawan macet yakni jalur Pantura terdiri dari 26 titik mulai Tuban, Lamongan, Gresik dan berakhir di Banyuwangi. Sedangkan jalur tengah terdiri dari 25 titik terhitung dari Ngawi sampai dengan Surabaya.
Untuk jalur selatang terdiri dari 14 titik rawan macet yakni Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, dan Jember. “Selama mudik, adapun jalur yang rawan laka dan macet terdiri dari tiga jalur yakni jalur Pantura, jalur tengah, dan jalur selatan. Nantinya kami tempatkan satu peleton Unit Sabhara dan sniper,” terang Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Verdianto kepada wartawan, Rabu (23/7).
Lebih lanjut Verdi menjelaskan, selain jalur rawan laka dan macet, terdapat juga empat jalur yang rawan kriminalitas seperti begal, rampok, dan bajing loncat. Adapun empat titik tersebut yakni di Tuban daerah Jati Peteng, Hutan Blauran di Situbondo, Gunung Genitir di Jember, dan di Ngawi tepatnya di Monumen Gubernur Suryo.
“Empat daerah rawan ini, masing-masing akan dijaga oleh anggota Brimob Polda Jatim yang sudah disiagakan sebelum lebaran,” kata Verdi.
Lanjut Verdi, selain jalur laka, macet, dan rawan kriminalitas, pihaknya juga memberi perhatian pada 69 titik di Jawa Timur yang sering digunakan untuk pasar tumpah. Menurutnya, untuk masalah pasar tumpah, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat menyeberang jalan di kawasan pasar tumpah.
Menurut Verdi, nantinya akan ditempatkan sekitar 2-4 personel dari Polri dan Stapol PP. Sebab Operasi ketupat Semeru 2014 ini, ditujukan untuk masalah kemanusiaan dalam rangka memberikan pengawalan dan memperlancar lalu lintas selama mudik lebaran. “Tujuan kami lebih kepada pemberian pengamanan dan pengawalan bagi para pemudik, agar dapat ketempat tujuan dengan selamat dan berkumpul dengan keluarganya,” urainya.
Disinggung terkait penindakan tegas kepada para pelanggar lalu lintas, Verdi menambahkan, pihaknya sudah mengimbau para personel untuk lebih mengutamakan tindakan persuasif kepada masyarakat. Salah satunya yakni memperingatkan masyarakat agar patuh terhadap peraturan lalu lintas yang berlaku. Sebab, imbauan ini lebih kepada tujuan kemanusiaan dan tidak dengan kekerasan. “Apabila ada pengguna jalan melakukan pelanggaran lalu lintas, kami tidak segan-segan untuk menilangnya,” tambahnya.
Terkait angka laka pada tahun lalu dan sekarang, Verdi mengaku data kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur saat ini mengalami penurunan sebesar 20 %. Menurutnya, penurunan angka laka ini dikarenakan pihak Dirlantas Polda Jatim sudah menyerukan aksi keselamatan lalu lintas, dan program ini diterapkan kepada masyarakat luas.
Menurut Verdi, aturan untuk pengemudi roda dua yakni dengan menyosialisasikan agar tidak menggunakan kendaraan untuk mengangkut barang yang melebihi muatan motor. “Kalaupun ada pengendara motor yang masih membandel dengan menggunakan motornya sebagai pengangkut barang, kami akan menegurnya dan meminta untuk keluarga yang dibawa dengan motor itu, agar dinaikkan ke transportasi bus,” tandasnya. [bed]

Tags: