Tiga Jenazah AirAsia QZ 8501 Kembali Teridentifikasi

Jenazah Wismoyo, pramugara pesawat AirAsia QZ 8501 setelah berhasil diidentifikasi  diberangkatkan ke Bandara Juanda, Minggu (4/1). Selanjutnya jenazah diterbangkan ke kediaman orangtuanya di Klaten.

Jenazah Wismoyo, pramugara pesawat AirAsia QZ 8501 setelah berhasil diidentifikasi diberangkatkan ke Bandara Juanda, Minggu (4/1). Selanjutnya jenazah diterbangkan ke kediaman orangtuanya di Klaten.

Polda Jatim, Bhirawa
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim kembali merilis tiga nama jenazah korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang jatuh di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Kali ini proses identifikasi dibantu Tim DVI Pusat dan para ahli dari luar negeri yaitu Korea dan Singapura.
Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf mengatakan  Tim DVI Polda Jatim dibantu tim forensik dari Singapura dan negara lain masih melakukan identifikasi terhadap beberapa jenazah korban AirAsia. Tujuannya untuk mempercepat proses identifikasi terhadap beberapa jenazah yang belum diketahui hasilnya.
“Tim DVI Polda Jatim dibantu dengan tim forensik negara lain, tetap memfokuskan pada proses identifikasi terhadap beberapa jenazah yang diserahkan ke RS Bhayangkara Polda Jatim,” terang Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf saat jumpa pers dengan awak media, Minggu (4/1).
Sementara Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Pol  Dr  Artur Tampi merinci tiga jenazah yang berhasil diidentifikasi. Jenazah B018 teridenfikasi sebagai Wismoyo Ari Prambudi, pria (24) asal Klaten Jawa Tengah. Serta B015 terindentifikasi atas nama Jie Stevie Gunawan (10) perempuan, dan B016 atas nama Juanita Limantara (30) perempuan, kedua jenazah ini asal Surabaya.
Wismoyo adalah pramugara pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang dan jatuh di Selat Karimata. Wismoyo diidentifikasi berdasarkan identifikasi primer dari gigi dan sidik jari antemortem dan postmortem.  ” Juga metode sekunder, untuk medis kita temukan jenis kelamin laki-laki dengan tinggi badan 170-175 cm match dengan data antemortem dan postmortem yang didapatkan, ” katanya di Crisis Centre Mapolda Jatim saat jumpa pers , Minggu (4/1).
Sedangkan jenazah label B015 teridentifikasi sebagai Jie Stevie Gunawan, perempuan berusia 10 tahun asal Surabaya. Jasadnya teridentifikasi lewat metode primer berupa sidik jari. Sedangkan dari metode sekunder, selain dari jenis kelamin dan usia, juga dari monitoring CCTV saat boarding di bandara.
” Properti monitoring CCTV bandara pada saat boarding match dengan data antemortem. Mengenakan baju sweater lengan panjang warna merah muda dengan celana panjang jins biru. Kaos garis-garis horizontal merah putih bagian depan gambar mini mouse. Tidak terbantahkan sebagai Jie Stevie Gunawan. Alamat Surabaya,” imbuhnya.
Sedangkan jenazah label B016 diidentifikasi sebagai Juanita Limantara, berusia 30 tahun. Dia teridentifikasi lewat metode primer lewat sidik jari dan gigi, serta metode sekunder.
Isak tangis mewarnai pelepasan jenazah di RS Bhayangkara Polda Jatim Minggu  sore. Para keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 tampak meneteskan air mata tak henti-henti.
Bahkan, wajah mereka sampai memerah. Seorang keluarga mencoba menenangkan saudaranya yang sedang menangis. Namun, tidak berhasil juga. Perempuan berambut panjang itu terus menangis sampai naik ke mobil keluarga.
Menurut informasi, perempuan itu merupakan keluarga dari korban atas nama Juanita Limantara (30), warga Surabaya. Penyerahan jenazah korban pesawat yang jatuh di perairan Selata Karimata kemarin tidak dilakukan secara simbolis. Pihak keluarga tidak mengizinkan, takut saat penyerahan jenazah diliput media.
“Sesuai permintaan dari keluarga, penyerahan jenazah tidak ada simbolis yang diliput rekan-rekan media, melainkan langsung diserahkan pada keluarga untuk segera disemayamkan,” terang Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono.
Hingga kemarin sore korban kecelakaan pesawat AirAsia yang sudah teridentifikasi berjumlah 9 orang. Sementara korban lainnya masih dalam proses pengidentifikasian oleh Tim DVI Polri.  Total jenazah yang diterima RS Bhayangkara hingga kemarin pukul 19.30 mencapai 34 jenazah.
Untuk mempercepat proses pemakaman jenazah kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501, sebelumnya Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek meminta agar tim forensik lebih mengutamakan mengidentifikasi korban daripada melakukan autopsi.
“Yang kami utamakan adalah identifikasi daripada autopsi, agar keluarga bisa segera mengetahui apakah ini adalah bagian dari keluarganya atau tidak,” kata Nila di Surabaya.
Sementara untuk autopsi atau pemeriksaan jenazah demi kepentingan mengetahui penyebab kecelakaan, juga akan dilakukan, tetapi tidak pada semua jenazah. Autopsi hanya dilakukan pada pilot, kopilot, serta sebagian penumpang.
Seperti diberitakan pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura dilaporkan hilang kontak dari pusat pengendali lalu lintas udara pada Minggu (28/12). Pesawat QZ 8501 berjenis Airbus A320-200 dengan registrasi PK-AXC membawa 155 penumpang terdiri dari 137 orang dewasa, 17 anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, juga terdapat dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi.
Badan SAR Nasional (Basarnas) kembali menemukan satu jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 di hari kedelapan proses pencarian korban dan serpihan pesawat Minggu kemarin.
“Ditemukan satu jenazah masih di dalam search area yang saat ini berada di kapal RSS Persistence,” ujar Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo.
Menurut Soelistyo, dari penemuan tim gabungan, jenazah ditemukan dalam kondisi mengapung. Dan akan segera dievakuasi ke Pangkalan Bun setelah cuaca membaik. “Total seluruhnya menjadi 34 korban jenazah, semuanya sudah dikirim  ke Surabaya,” ujarnya.
Kemarin juga ditemukan satu objek yang diduga bagian besar dari pesawat. “Mendapatkan tambahan penemuan objek. Dimensinya 9,8×1,1×0,4 meter. Lokasinya masih berdekatan antara objek-objek yang kemarin ditemukan,” tandas Soelistyo.

Penyelam Rusia Bantu
Sebanyak 17 penyelam dari Rusia telah diterjunkan ke perairan Selat Karimata untuk membantu proses pencarian dan evakuasi kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 pada Minggu (4/1).
Menurut informasi di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat, 17 penyelam Rusia tersebut diantar menggunakan KP Balam milik Direktorat Polisi Perairan Mabes Polri pada Minggu dini hari.
Mereka kemudian dipindahkan ke kapal Crest Onyx untuk ditransfer ke KRI Banda Aceh yang melakukan operasi pencarian dan evakuasi. Diharapkan dengan bantuan penyelam dari Rusia, jenazah penumpang yang ditemukan semakin banyak dan kotak hitam pesawat semakin cepat didapatkan.
Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan, dua pesawat dari Rusia untuk membantu pencarian korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 telah tiba.
Salah satu pesawat, menurut dia, dapat mendarat di air sehingga memudahkan evakuasi. “Tapi dengan catatan tinggi gelombang terbatas,” ujarnya.
Pencarian oleh tim SAR gabungan di lokasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 di Selat Karimata diperluas ke Timur. Pada hari kedelapan ini, pencarian dan evakuasi yang melibatkan unsur udara dan laut sengaja diperluas ke Timur karena diprediksi objek telah hanyut terbawa arus gelombang laut.
“Apabila ada objek atau jenazah terbawa arus bisa kita antisipasi. Kita ke Timur agar bisa mengkaver jenazah atau objek yang belum ditemukan karena pengaruh arus laut,” ujarnya. [geh,bed,dna]

Tags: