Tiga Kabupaten di Bakorwil V Berpotensi Bencana Likuefaksi

Jember, Bhirawa
Tiga kabupaten di wilayah Bakorwil V Jember berpotensi terjadinya bencana pencairan tanah atau likuefaksi.
Likuefaksi adalah fenomena alam yang terjadi akibat tanah jenuh yang kehilangan kekuatan akibat adanya ketegangan yang disebabkan gempa bumi.
Ketiga kabupaten tersebut, yakni Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Lumajang
Hal ini diungkap oleh Kabid pencegahan dan kesiapsiagaan BPB Prov. Jatim Gatot Subroto saat menjadi narasumber Rakor Peningkatan Pengawasan dan Pengelolaan Hutan Serta Implementasi Perhutanan Sosial diwilayah Bakorwil V Jember, Rabu (23/10).
Menurut Gatot, bencana likuefaksi ini tergolong bencana baru.”Bencana Likuefaksi itu tergolong baru, sehingga kita perlu berhati-hati, dan apa yang harus dilakukan,” ingatnya.
Dikatakan oleh Gatot, masuknya tiga kabupaten dalam peta rawan bencana likuefaksi tidak lepas dari sejarah. Berdasarlan data, dulu pernah terjadi bencana likuefaksi di daerah tersebut. Gatot mengaku tidak bisa menjelaskan secara rinci tanda-tanda akan terjadi bencana Likuefaksi.
” Mereka (BNPB dan Badan Geologi) yang paham itu. Setelah kejadian di Palu beberapa waktu lalu, semua temuan dianalisa dan apa penyebabnya, kemudian BNPB mengeluarkan peta itu (peta rawan bencana Likuefaksi),” ungkapnya.
Selain bencana likuefaksi, Gatot juga memaparkan beberapa potensi bencana yang terjadi diwilayah Jawa Timur.” Ada 12 jenis bencana yang rawan terjadi di Jawa Timur. Diantaranya, banjir, banjir bandang, tanah longsor, letusan gunung berapi (ada 7 gunung aktif di Jawa Timur), gempa bumi, kekeringan, dan kebakaran hutan,” ungkapnya.
Terkait kebakaran hutan yang terjadi diberapa daerah di Jawa Timur, Gatot mengaku selalu melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten dalam penanganannya. “Karena titik kebakarannya di atas gunung, sulit air dan sukar dijangkau, sehingga pemadamannya dilakukan secara manual ( gebyok). Itupun tidak maksimal, karena bara apinya masih ada, sehingga menyebabkan kebakaran lagi. Kamipun sudah berkoordinasi dengan BNPB agar pemadamannya dilakukan dengan Waterboom. Namun karena alat trasportasinya (heli) hanya satu, sedangkan lokasi kebakarannya banyak, kami juga kesulitan,” tandasnya.
Gatot mengaku, banyak titik kebakaran yang terjadi dikawasan hutan diwilayah Jawa Timur.” Di gunung Macan Pacitan, Gunung Semeru, Ijen dan Argoporo, hampir merata,” katanya pula.
Hal senada juga dikatakan oleh Didik Triswantara Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Jember Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Timur. Didik mengaku, selalu melakukan koordinasi dengan pengelola hutan produksi (Perhutani) dan hutan lindung. perhutani (BKSD dan Taman Nasional).
“Kita sudah bangun sinergi dengan mereka, utamanaya soal kerusakaan hutan dan ilegal loging. Kita libatkan semua pihak, karena menjaga kelestarian hutan, bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi masyarakat juga dilibatkan,” pungkasnya. (efi).

Tags: