Tiga Kali Deadline, Distribusi Buku Masih Ruwet

68BukuDindik Jatim, Bhirawa
Setelah tiga kali Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan deadline distribusi buku Kurikulum 2013, persoalan ternyata tak juga selesai. Pihak percetakan yang ditunjuk tidak bisa memenuhi tugas mendistribusikan buku kurikulum 2013. Bahkan di jenjang SD/MI, buku yang sudah didistribusikan di Jatim baru 30 persen. Sementara jenjang SMP, SMA dan SMK distribusi telah mencapai sekitar 60 – 80 persen.
Sebagaimana diketahui, Kemendikbud telah memberi batas waktu distribusi buku paling lambat pada Jumat (15/8). Sebelumnya, Kemendibud juga memberi deadline pengiriman buku pada 4 Agustus bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah pasca libur lebaran.
Deadline ini merupakan kali kedua setelah penerbit gagal menyelesaikan deadline pertama pada 14 Juli lalu, yang bertepatan dengan awal tahun ajaran 2014/2015.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Harun MSi mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dindik kabupaten/kota mengenai implementasi Kurikulum 2013. Salah satu agendanya mengecek kesiapan buku.
“Kami sudah menghubungi 38 kabupaten/kota. Dan pengiriman buku ternyata belum seluruhnya rampung,” kata Harun, Minggu (17/8).
Harun menjelaskan, sekitar 70 persen dari 19.887 lembaga SD yang belum menerima buku tersebut umumnya berada di daerah pelosok. Pihak percetakan kesulitan mengirimkan buku karena tidak mengetahui medannya.
Hal ini beralasan, karena dari 39 percetakan yang melayani wilayah Jatim, hanya tiga yang berasal dari Jatim. Sisanya percetakan dari Bandung, Jakarta, Banten dan Tangerang.
“Sebenarnya kami sudah memberikan solusi dengan mempersilakan mereka mengirim di kantor Dindik kabupaten/kota. Syaratnya, ongkos distribusi ke sekolah ditanggung percetakan. Tetapi kami belum dapat laporan apakah itu sudah dilakukan atau belum,” ujarnya.
Sedangkan untuk tingkat SMP, SMA dan SMK, buku-buku yang belum terkirim kebanyakan buku pegangan guru.
Selain itu, kegagalan percetakan untuk memenuhi batas waktu pendistribusian buku, diakui Harun karena ada beberapa penyedia buku pemenang tender di Kemendikbud mengundurkan diri di tengah jalan. Percetakan memutuskan mundur karena merasa rugi mendapat proyek
pengadaan buku Kurikulum 2013.
“Kami tidak ada kaitan langsung dengan percetakan karena MoU langsung dengan Kemedikbud. Tetapi kami meminta, jika ada yang mundur harus segera diganti agar distribusi buku lancar kembali. Itu yang penting,” ujarnya.
Kabid TK, SD dan Pendidikan Khusus (PK) Nuryanto menambahkan, sekolah yang belum menerima buku kurikulum 2013 bisa menggandakan materi dalam compact disk (CD) yang diberikan dindik. Dana penggandaan materi pelajaran bisa diambilkan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Dijelaskannya, belum lama ini pihaknya menerima surat edaran dari kemendikbud yang berisi keputusan penggunaan dana BOS untuk menggandakan materi kurikulum 2013.
“Hanya materi tema satu yang boleh difotokopi (digandakan) dari dana BOS. Untuk tema lainnya belum ada keputusan lagi,”katanya.
Seperti diketahui, untuk siswa SD kelas 1 -2 ada lima tema, dan kelas 4 – 5 SD ada enam tema yang diajarkan per semesternya. Satu tema harus selesai selama satu bulan. Sehingga untuk September 2014 harus ada buku tema lain yang sudah tersedia.
Bagaimana jika sampai September 2014, percetakan belum juga mendistribusikan bukunya?  Nuryanto belum bisa memutuskan. “Kita tunggu saja keputusan mendikbud berikutnya. Tapi semoga saja distribusi buku dari percetakan segera tuntas,” pungkasnya.[tam]

Tags: