Tiga Kecamatan di Gresik Masuk Peta Longsor

foto ilustrasi

Gresik, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim menyebutkan terdapat tiga kecamatan di Gresik masuk diantara 50 kecamatan beresiko tinggi terhadap bencana longsor. Ketiga kecamatan itu yaitu Kec Ujungpangkah, serta Sangkapura dan Tambak , keduanya masuk wilayah Bawean.
Menyikapi keadaan ini, Bupati Gresik Sambari Halim Radianto menyatakan waspada. Kewaspadaan Bupati ini sudah disampaikan kepada seluruh pejabat Pemkab Gresik. Bupati memerintahkan agar semua pihak mulai dari Camat, serta Lurah dan Kepala Desa selalu menginventarisir serta mengantisipasi bencana yang ada di wilayahnya. Antisipasi bencana ini juga ditekankan kepada Pihak BPBD Gresik serta beberapa instansi terkait. Agar selalu memantau beberapa wilayah yang rawan longsor.
”Sebagai pemerintah kami harus selalu waspada terhadap bencana apapun. Kita harus tetap berkoordinasi antar instansi terkait apabila terjadi bencana,” tegas Bupati kepada Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gresik, Suyono Selasa (18/4).
Adapun tiga kecamatan yang ditandai warna merah oleh BPBD Jatim sebagai bagian wilayah yang punya resiko tinggi terhadap ancaman longsor. Selain itu, BPBD Jatim juga menandai wilayah lain yaitu Gresik, Kebomas dan Panceng dengan tingkat resiko sedang.
”Hingga kini, di Bawean belum pernah terjadi longsor yang sampai parah. Kalaupun ada hanya longsor kecil-kecil sebatas menutup jalan. Hal itu sudah kami antisipasi dengan membangun plengsengan. Untuk wilayah lain yang ditandai warna merah yaitu Kec Ujungpangkah bahwa wilayah itu terus kami pantau,” katanya.
Sementarta ancaman longsor sedang yang dirinci BPBD yaitu wilayah Panceng, Kebomas dan Gresik. ”Kebomas dan Gresik adalah wilayah perkotaan. Misalnya wilayah makam Sunan Giri, Sunan Prapen dan Puteri Cempo. Wilayah Giri dan sekitarnya yang berada di wilayah Kec Kebomas kami anggap rawan Karena tempat itu tertinggi di Gresik sementara di bawahnya atau di lereng-lerengnya banyak pemukiman,” ujar Sambari.
Justru yang paling dikuatirkan, menurut bupati adalah longsornya bantaran Sungai Bengawan Solo terutama yang ada di wilayah Dukun dan Bungah. ”Di dua kecamatan itu yaitu Dukun dan Bungah ada 17 desa yang rawan banjir. Hal ini apabila air sungai meningkat bantaran sungai longsor, maka ada 17 desa terendam banjir di wilayah dua kecamatan tersebut. Bencana banjir juga masih mengancam desa-desa di wilayah Kali Lamong di Gresik Selatan,” tambahnya. [eri]

Tags: