Tiga Komoditas Picu Kenaikan Inflasi Jatim 0,41 Persen

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemantauan terhadap perubahan harga selama bulan April 2019 di delapan kota IHK Jatim menunjukkan adanya kenaikan harga di sebagian besar komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,41 persen yaitu dari 134,24 pada bulan Maret 2019 menjadi 134,80 pada bulan April 2019.
Inflasi April 2019 lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2018, dimana pada bulan April 2018 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen. Apabila dilihat trend musiman setiap bulan April selama sepuluh tahun terakhir (2010-2019), terjadi tujuh kali inflasi dan tiga kali deflasi.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jatim, Teguh Pramono menyampaikan, bulan April 2019 merupakan inflasi tertinggi yaitu sebesar 0,41 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada bulan April 2011 sebesar 0,44 persen.
Pada bulan April 2019 dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi adalah kelompok Bahan Makanan sebesar 1,50 persen.
Selanjutnya diikuti kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,40 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,19 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,19 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,04 persen.
“Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok Sandang sebesar 0,14persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga sebesar 0,002 persen,” katanya dalam menyampaikan rilis, kemarin, Kamis (2/5).
Dijelaskan, tiga komoditas utama yangmendorong terjadinya inflasi di bulan April 2019 ialah bawang putih (baput), bawang merah (bamer), dan tomat sayur. Tingginya permintaan bawang putih, tidak dapat diimbangi oleh pasokan yang cukup di pasaran, membuat harga bawang putih mengalami peningkatan, akhirnya menjadi komoditas utama pendorong inflasi.
Bawang merah juga mengalami kenaikan yang disebabkan karena saat ini sedang di luar masa panen. Sementara itu, faktor cuaca yang sering terjadi hujan menyebabkan harga tomat sayur turut mengalami kenaikan. Pada musim hujan, banyak petani yang mengalami gagal panen sehingga harga tomat sayur menjadi melambung tinggi.
“Komoditas bawang putih, bawang merah, tomat sayur, dan telur ayam ras menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di semua kota IHK di Jatim. Komoditas cabai merah menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di hampir semua kota IHK di Jatim kecuali di Madiun dan Surabaya,” katanya.
Selain komoditas-komoditas pendorong laju inflasi di atas, beberapa komoditas menjadi penghambat terjadinya inflasi di bulan April 2019 ini. Tiga komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi ialah beras, daging ayam ras, dan tarif listrik.
“Seperti halnya bulan sebelumnya, beras masih menjadi komoditas utama penghambat inflasi. Pada bulan April, harga beras masih mengalami penurunan,” ujarnya.
Komoditas lain yang mengalami penurunan harga adalah daging ayam ras, hal ini disebabkan oleh banyaknya pasokan sementara permintaan tidak terlalu banyak. “Komoditas daging ayam ras menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di hampir semua kota IHK di Jatim kecuali di Sumenep. Untuk komoditas wortel menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di hampir semua kota IHK di Jatim kecuali di Sumenep dan Madiun,” katanya.
Sementara itu, per tanggal 1 Maret 2019, tarif listrik mengalami penurunan. Tarif listrik yang mengalami penurunan adalah khusus untuk pelanggan Rumah Tangga Mampu golongan R-I 900 VA. Hal ini membuat tarif listrik menjadi salah satu komoditas yang menahan laju inflasi April 2019.
“Seperti beras, tarif listrik merupakan komoditas yang menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di semua kota IHK di Jatim,” katanya.
Selain tiga komoditas utama pendorong inflasi di atas, komoditas lain yang juga mendorong terjadinya inflasi bulan April ialah angkutan udara, telur ayam ras, cabai merah, pepaya, mobil, apel, dan upah pembantu rumah tangga.
Sedangkan komoditas lain yang menjadi penghambat inflasi ialah emas perhiasan, kentang, wortel, mujair, kacang panjang, ketimun, dan tongkol/ambu-ambu.
Untuk penghitungan angka inflasi di 8 kota IHK di Jatim selama April 2019, seluruh kota Jatim mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar yaitu mencapai 0,45 persen, diikuti Malang dan Surabaya sebesar 0,44 persen, Madiun sebesar 0,41 persen, Sumenep sebesar 0,37 persen, Kediri sebesar 0,36 persen, Probolinggo sebesar 0,19 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,15 persen. [rac]

Tags: