Tiga Mahasiswa Pecinta Alam Hanyut di Brantas

Para anggota RPA berfoto bersama sebelum melakukan latihan arung jeram.

Para anggota RPA berfoto bersama sebelum melakukan latihan arung jeram.

Kota Batu,Bhirawa
Sebuah perahu arung jeram yang dinaiki 7 mahasiswa Pecinta Alam  (PA) terbalik di Sungai Brantas berada di wilayah Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Jumat (12/2) sekitar 14.00 WIB. Dari 7
mahasiswa tersebut, 3 di antaranya hanyut hingga ke wilayah Dusun Ngukir, Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo.
Ketiga mahasiswa yang hanyut tersebut adalah 1 laki-laki dan 2 perempuan. Mereka diidentifikasi bernama Dura alias Wawur, 21th,
mengalami luka memar pada punggung kanan dan hiportemia. Mahasiswa kedua bernama Lutfia alias Ceku, 20th, warga Masalembu, Sumenep, mengalami luka memar di punggung dan menderita hipotermia. Dan yang ketiga merupakan alumni Unisma bernama Jalil, 42 th, warga Sidoarjo, ia mengalami pusing-pusing dan juga menderita hipotermia.
“Dura dan dan Lutfia merupakan anggota Ranti Pager Aji (RPA),
Organisasi Pecinta Alam dari Universitas Islam Malang (Unisma), sementara Jalil adalah alumni universitas yang sama dan juga merupakan alumni RPA,”ujar Kapolsek Junrejo, AKP Joko Tresno Widodo, Jumat (14/2). Meskipun sempat hanyut dan terombang-ambing derasnya arus sungai Brantas, ketiga korban berhasil diselamatkan sore itu juga. Namun untuk mengantisipasi adanya luka, ketiganya tetap dilarikan ke Polindes Torongrejo, dan kemudian dirujuk ke Puskesmas Beji. Setelah mendapatkan perawatan medis dari Puskesmas Beji, ketiganya diperbolehkan pulang.
“Mereka adalah anggota pecinta alam dan sudah terlatih menghadapi situasi sulit seperti ini. Kini ketiganya sudah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing,” jelas Joko Tresno.
Kecelakaan ini, kata Joko, terjadi kurang lebih 50 meter dari start.  Mereka melintasi dam setinggi kurang lebih 4 meter. Pada saat melintasi dam tersebut, perahu karet yang mereka naiki terguling,
hingga 7 orang terjebur. Saat terjebur itulah 3 orang terseret derasnya arus sungai karena saat itu hujan gerimis. Namun pada saat
yang sama di wilayah kecamatan Bumiaji Kota Batu terjadi hujan deras. Beruntung kejadian itu dialami oleh para petualangan yang biasa mengalami kondisi darurat seperti itu. Dan 3 mahasiswa yang hanyut tersebut berhasil diselamatkan di wilayah Pendem.
“Kejadian seperti itu sebenarnya biasa untuk pecinta alam, selalu terjadi. Pas latihan self rescue,” ujar salah seorang pecinta alam yang ikut memberikan pertolongan, Anggara. Sebelum terjadi kecelakaan, ketiga korban bersama 7 orang pecinta alam lainnya mengikuti kegiatan latihan mandiri tanpa menggunakan jasa operator arung jeram. Dari jumlah 10 orang tersebut dibagi 7 orang mengikuti latihan air dengan naik perahu arung jeram, sementara 3 orang melaksanakan kegiatan darat. Untuk latihan air, selain dinaiki 3 korban juga dinaiki 4 orang lainnya. Yakni, Muhammad Habibi alias Also, asal Lombok, Cupak, Necis dan Cedok asal Malang. Ke-7 mahasiswa ini mengikuti latihan alam dan didampingi satu orang profesional yang terus memberikan instruksi kepada mereka.
Sementara, Kasi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, M Rochim, menghimbau kepada seluruh pengguna sungai Brantas agar berhati-hati di musim penghujan.
“Untuk pengelola rafting kita sudah koordinasikan agar selalu waspada melakukan aktifitas rafting selama musim penghujan,” ujarnya.  [nas]

Tags: