Tiga Obat Penawar Covid-19 Punya Efektivitas Capai 98 Persen

foto ilustrasi

Izin Produksi Obat, Unair Akan Temui BPOM
Surabaya, Bhirawa
Universitas Airlangga (Unair) selesaikan uji klinis tahap ketiga obat penawar penanganan Covid-19. Dari lima kombinasi obat penawar yang yang ditemukan, hanya tiga yang disarankan karena mempunyai potensi penyembuhan terbesar. Yakni , Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromyci.
Rektor Uniar, Prof Moh Nasih menuturkan dari hasil uji klinis tiga obat tersebut didapat tingkat efektivitas obat lebih dari 90 persen.
“Setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu sampai 98 persen efektivitasnya. Dan yang paling rendah di angka 92 persen. Efektivitas ini berdasar dari sampel yang diambil secra acak,” ungkap Rektor Unair, Prof Nasih, Minggu (16/8).
Sebelumnya, kata Nasih, pihaknya juga telah melakukan evaluasi pada lebih dari 1100 sampel Dari berbagi multicenter. Yaitu RS TNI, tapi juga dari RSUA, RS TNI-POLRI, dan RS Lamongan. Dari hasil itu yang memenuhi syarat inklusifitas dan lainnya sekitar lebih dari 750.
“Di awal-awal kami menyiapkan 13 multisenter yang ada. Dalam masa persiapan sudah mulai berjalan 2 hari, 3 hari, kemudian ada “kasus” di RS Dustira yang ribuan secapa (tekonfirmasi Covid-19,red) kemudian kita dipanggil untuk menangani disana. Tentu fokus kita kemudian terbelah. Ketika persiapan yang lain kita diajak menangani disana. Tapi ini sekaligus kita lakukan uji klinis disini. Meskipun diluar rencana kita,” papar Nasih.
Dikatakan Nasih, ketiga kombinasi obat penawar Covid-19 mempunyai dosis yang lebih rendah dibanding apabila obat diberikan secara tunggal. Kendati hasil kombinasi, BPOM tetap menganggap obat yang dihasilkan Unair digolongkan pada obat baru. Karenanya, pihaknya masih menunggu pembahasan dengan BPOM.
“Tentu BIN dan KASAD yang akan mempresentasikan ke BPOM untuk memperlancar proses terbitnya ijin produksi dan edar. Dalam pembicaraan sebelumnya, rencananya Rabu akan ada pertemuan dengan BPOM untuk menjelaskan berbagai isu secara gamblang dan detail,” jabarnya.
Termasuk didalamnya, pihaknya akan mendiskusikan terkait teknis yang berkaitan dengan bahan-bahan obat dengan pihak kimia farma dan lembaga biologi Angakatan Darat, yang akan memproduksi obat penawar tersebut.
“Untuk mempersiapkan lebih teknis agar obar bisa segera diproduksi bila ijin edar segera terbit. Dan kami masih menunggu panggilan dari BPOM,” imbuhnya.
Akan tetapi, lanjut dia, pihaknya sudah minta perubahan dan perbaikan ke BPOM sepanjang memenuhi persyaratan. Dan yang terpenting, untuk di Bandung BPOM sudah melakukan inspeksi.
“Dari inspeksi ini, temuan-temuannya sudah kita tindak lanjuti. Tidak ada pertemuan merger. Jadi kita tindak lanjuti langsung,” pungkas dia.
Perlu diketahui, hasil kombinasi obat penawar Covid-19 ini merupakan penelitian bersama yng dilakukan oleh Unair, TNI Angkatan Darat (AD), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Polri. Obat ini hampir dipastikan akan menjadi obat pertama untuk penyakit Covid-19 di dunia. [ina]

Tags: