Tiga Pilkada di Jatim Terancam Ditunda

Pasangan Dhimam Abror dan Haries Purwoko saat akan mendaftar di KPU Surabaya, Senin (3/8). Namun tak beberapa lama kemudian, Haries Purwoko menghilang dan memastikan tak akan mendaftar ke KPU Surabaya karena alasan keluarga.

Pasangan Dhimam Abror dan Haries Purwoko saat akan mendaftar di KPU Surabaya, Senin (3/8). Namun tak beberapa lama kemudian, Haries Purwoko menghilang dan memastikan tak akan mendaftar ke KPU Surabaya karena alasan keluarga.

Asyik Daftar, Dhimam Ditinggal Kabur Wakilnya
KPU Jatim, Bhirawa
KPU Jatim menyampaikan bahwa tiga Pilkada  masing-masing Kota Surabaya, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Pacitan terancam ditunda karena hingga batas akhir tak ada pasangan yang mendaftar.
“Saya sudah menerima laporan dari tiga KPU daerah. Ada yang tidak ada pendaftar, ada juga yang mendaftar tapi tak ada pasangannya,” ujar Komisioner KPU Jatim Choirul Anam ketika dikonfirmasi wartawan, Senin (3/8).
Ia merinci, untuk Kabupaten Blitar sampai tiga hari masa batas pendaftaran hanya Rijanto (petahana wabup)-Marhaenis (PDIP dan Gerindra) yang terdaftar di KPU setempat.
Sedangkan, di Kabupaten Pacitan kejadiannya berbeda karena menjelang masa penutupan pendaftaran terdapat koalisi partai politik yang mendaftar, namun hanya bakal calon bupati, tanpa wakil.
Sekadar informasi, di Pacitan hanya pasangan Indartato (petahana bupati)-Yudi Sumbogo asal Partai Demokrat yang mendaftar ke KPU setempat.
Kejadian hampir sama terjadi di Kota Surabaya, yang mana pasangan Dhimam Abror-Haries Purwoko mendaftar ke KPU setempat dengan diusung Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat. Namun saat proses pendaftaran, Haries Purwoko meninggalkan lokasi tanpa alasan jelas tanpa membubuhkan tanda tangan kesediannya mendaftar sebagai bakal calon wakil wali kota mendampingi Dhimam Abror. Di Surabaya, pada masa proses pendaftaran hanya diikuti oleh pasangan petahana Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana yang diusung oleh PDI Perjuangan.
Choirul Anam yang dihubungi lewat telepon genggamnya mengaku untuk Pilkada Kota Surabaya dirinya masih terus melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan KPU Kota Surabaya. Namun sesuai kesepakatan dan aturan untuk kekurangan berkas bisa dilakukan sampai pukul 23.59. Sementara untuk pendaftaran memang ditutup sampai pukul 16.00.
“Yang pasti untuk Kota Surabaya beritanya masih simpang siur. Bahkan sebagian teman-teman di sana tanya kepada saya. Karena saya ini di Pacitan, maka yang saya ketahui jika pasangan yang diusung Golkar dan Gerindra dengan didukung PAN, Hanura dan PDIP tidak memiliki cawabup sehingga dicoret oleh KPU Kab Pacitan. Apalagi sampai detik injury time, partai pengusung dan cawabupnya tidak juga muncul. Yang ada cuma Ir Suyitno sebagai Cabup,”tegas mantan Ketua Komisi KPU Kota Surabaya.
Seperti diketahui kemarin tepat pukul 15.50 pasangan ‘boneka’ yang diusung oleh Demokrat dan  PAN ini yaitu Dhimam Abror-Haries Purwoko mendaftar ke KPU Kota Surabaya. Namun tak berselang lama, setelah menerima telepon Haries pamitan untuk ke masjid. Namun ditunggu beberapa menit Haris tidak muncul juga, dan ditengarai ‘kabur’.  Bahkan, sampai satu jam berselang, pria yang menjabat Ketua DPC Pemuda Pancasila (PP) Surabaya ini belum juga kembali.
Kontan saja, tidak adanya Haries Purwoko membuat pasangannya Dhimam Abror dan partai pendukung kebingungan. Bahkan, Plt Ketua Partai Demokrat Surabaya Hartoyo sampai melakukan protes kepada KPU Surabaya karena belum mengeluarkan keputusan resmi setelah satu jam.
“Sebagai partai politik, persyaratan kita sudah serahkan. Tugas kita sudah selesai, jadi buat apa kita di sini pulang saja. Kalau kandidat nya tidak lengkap bukan urusan kita,” kata Hartoyo kepada wartawan.
Sementara itu, terkait hal ini KPU surabaya memutuskan pendaftaran ini merupakan bagian dari verifikasi berkas pendaftaran dasar dan diberi waktu sampai pukul 23.59.
“Pendaftaran pasangan ini dari sisi waktu sudah diterima. Tapi ada berkas yang harus ditanda tangani kedua pasang calon,” kata Ketua KPU Surabaya Robiyan Arifin.
Berkas yang harus ditandatangani pasangan calon adalah Surat Pernyataan Kesepakatan antara Gabungan Partai Politik dengan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota (B3).
Menurut Choirul Anam, sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 12 Tahun 2015 maka jika sampai melebihi batas waktu ditentukan hanya terdaftar satu pasangan calon maka ditunda hingga 2017. “Kalau kejadiannya seperti itu maka sesuai PKPU tersebut ya ditunda 2017. Kami masih menunggu perkembangan berikutnya,” katanya.
Sementara itu, rumor yang beredar di lapangan menyebutkan ‘minggatnya’ Haries dari Cawali Kota Surabaya dikarenakan deal politik yang dilakukan oleh Partai Demokrat dengan PDIP ternyata bumbung kosong.
Namun Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo menolak adanya barter politik dalam Pilkada di Kota Surabaya dan Kab Pacitan. Apa yang dikatakan Soekarwo benar adanya. Mengingat pengusung dari paslon Kab Pacitan juga diusung Golkar dan Gerindra.
Terpisah, Sekretaris DPD PD Jatim Bonnie Laksamana tidak tahu menahu soal minggatnya Haries saat pendaftaran. Karena kewajiban partai hanya memberikan rekomendasi ke Cawali Kota Surabaya yaitu Dhimam Abror. Sementara wakilnya diserahkan penuh kepada Dhimam untuk memilih. ”Tidak benar kalau partai kami ada deal politik dengan PDIP. Yang pasti dengan kaburnya Haries menjadi kewajiban bagi Mas Dhimam untuk mencarinya. Karena untuk pemilihan wakil kita serahkan penuh kepada Mas Dhimam,”tegasnya yang diklarifikasi lewat telepon genggamnya.

Haries Tegaskan Mundur
Sementara itu bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya Haries Purwoko menegaskan bahwa dirinya mengundurkan diri sebagai bakal calon karena terkait harga diri karena merasa dianggap sebagai calon boneka dalam Pilkada Surabaya 2015.
“Jadi saya mengundurkan diri dari pencalonan. Ini tadi dikarenakan saya dianggap sebagai calon boneka. Lalu saya ditelepon ibu saya dan disuruh untuk mundur. Saya menuruti keinginan ibu saya dan keluarga,” kata Haries saat dihubungi wartawan melalui ponselnya di Surabaya, Senin (3/8).
Dia menyatakan mundur dalam Pilkada Surabaya mendampingi Calon Wali Kota Surabaya Dhimam Abror yang diusung Demokrat dan PAN ini murni karena harga diri. “Jadi tidak ada sebab lain. Bukan karena sebab lain. Saya akan buktikan dan maju di 2017. Akan saya buktikan. Terima kasih ya atas dukungannya,” kata Haries.
Saat ditanya apakah akan ada perubahan keputusan bila ternyata Ketua DPD Partai Demokrat Soekarwo menyuruh untuk maju kembali, dengan tegas Haries memastikan bahwa dirinya tidak akan kembali ke KPU untuk mendaftar. “Saya tidak akan kembali ke KPU untuk daftar,” katanya.
Dengan demikian Pilkada Surabaya yang dijadwalkan digelar 9 Desember mendatang terancam ditunda pada 2017. Hal ini disebabkan hingga pada akhir masa pendaftaran pada 3 Agustus 2015 hanya ada satu pasangan calon yang resmi mendaftar di KPU Surabaya.

Tahapan Pilkada Dihentikan
Pilkada Kabupaten Pacitan hampir pasti diundur hingga Februari 2017 mendatang. Hal ini menyusul hanya ada satu pasangan bakal calon yang memenuhi persyaratan.
“Sampai penutupan pendaftaran calon bupati dan wakil bupati pukul 16.00 tadi hanya ada satu pasangan yang memenuhi syarat,” ujar Ketua KPUD Pacitan Damhudi, Senin (3/8).
Dari hasil tersebut, menurut Damhudi pihak KPUD Pacitan akan langsung menggelar rapat pleno kemarin malam. Untuk menunda dan menghentikan tahapan Pilkada sampai Februari 2017 mendatang.
“Sementara kita berpegang para peraturan KPU yang ada jika hanya ada satu pasangan calon maka seluruh tahapan Pilkada dihentikan dan mengulang lagi pada Februari atau jika ada aturan yang baru lagi,”tuturnya.
Damhudi mengatakan, menjelang penutupan  sebenarnya ada satu gabungan koalisi partai yang mendaftarkan diri. Pasangan tersebut adalah pasangan Suyatno dan Ir Efendi Budi. Namun pihak KPU tidak bisa menerima pendaftaran pasangan bakal calon tersebut.
“Saat pendaftaran tadi yang diusung sebagai wakilnya tidak datang. Jadi kami tidak bisa melakukan validasi. Selain itu juga ada masalah pada rekomendasi partai,” jelasnya.
Menurut Damhudi koalisi partai yang mengusung adalah PDIP, Golkar, Gerindra, Hanura dan PAN. Namun dari kelima parpol tersebut ada dua partai yang tidak menyertakan tanda tangan dukungan. Keduanya adalah Golkar dan Gerindra. [cty,geh]

Tags: