Tiga Ruang Kelas SDN Palang Besi 2 Kabupaten Probolinggo Ambruk

Tiga ruang kelas SDN Palang Besi 2 Probolinggo ambruk.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Akibat hujan deras disertai angin kencang, tiga ruang sekolah di SD Negeri 2 Palangbesi, Desa Palangbesi, Kecamatan Lumbang Kabupaten Probolinggo ambruk.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo, Dewi Korina, Selasa (13/2) mengakui kalau ada salah satu sekolah yang gedungnya ambruk. Sekolah yang dimaksud adalah SDN Palang Besi 2 yang mengalami kerusakan pada Senin(12/2 sekitar pukul 4.30 WIB.
“Kejadiannya sekitar subuh dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu,” katanya.
Sebelum ambruk, di sekitar desa itu diguyur hujan deras disertai angin kencang pada Minggu (11/2). Akibatnya gempuran hujan itu, bangunan yang direhab tahun 2012 dengan konstruksi galvalum itu ambruk. Sebab, konstruksinya tidak mampu menahan beban yang berlebihan.
“Dari keterangan kepala sekolah, sebelum kejadian memang di wilayah itu diguyur hujan lebat yang disertai angin kencang,” tuturnya.
Mantan kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bapedda) itu mengatakan, pihaknya telah mengutus Kabid Pembinaan SD untuk meninjau lokasi. Tujuannya agar proses belajar-mengajar di sekolah yang mempunyai 76 siswa keseluruhan mulai dari kelas 1 hingga 6 itu, tetap berlangsung.
“Untuk menyiasati agar kegiatan belajar tetap berjalan, maka akan dilakukan penyekatan terhadap 3 ruangan yang masih tersisa. Ini solusi sementara, sebelum dilakukan perbaikan seperti yang akan dilakukan relokasi terhadap SDN Andung Biru Tiris,” terangnya. Lebih lanjut dikatakannya, sedangkan terhadap SDN Andungbiru 1 Tiris jadi salah satu bangunan yang terimbas bencana banjir. Tiga ruang toilet yang bersebelahan dengan hulu sungai Pekalen hanyut terbawa arus. Selain itu, rumah dinas guru di sekolah setempat juga rusak terbawa arus.
Kondisi itu pun menjadi perhatian Pemkab Probolinggo. Saat ini, muncul rencana untuk merelokasi sekolahan setempat. Hal itu ditegaskan Bupati Puput Tantriana Sari saat berkunjung ke lokasi bencana. “Akan kami kaji (relokasi, Red). Sementara ini, pemkab akan memotivasi siswa dan guru agar tetap semangat menjalankan proses belajar mengajar,” terangnya.
Kondisi SDN Andungbiru 1 pascabencana yang terjadi Kamis (1/2) lalu memang cukup mengkhawatirkan. Bangunan sekolah semakin dekat dengan sungai Pekalen, yang ada di sisi utara sekolah.
Relokasi sekolah menjadi solusi jangka menengah. Pihaknya harus menyiapkan lahan jika akan memindahkan sekolah. “Itu yang sulit. Karena anggarannya nanti masih diajukan. Setelah itu pengadaannya, baru penganggaran dan sebagainya,” paparnya.
Sementara, untuk toilet sekolah, pemkab berencana akan menyediakan kamar mandi portabel untuk siswa dan guru. Untuk bangunan permanen, Dispendik menurut Dewi, baru akan mengajukan anggaran.
“Jadi, ada dua tahap. Kami mengajukan permanennya di tim anggraann Perubahan APBD (P-APBD). Baru ada kajian untuk relokasi. Tergantung proses pengadaan lahan. Kalau tidak bisa di PAK, maka di tahun 2019. Kami menyadari, lokasi sekolah mengkhawatirkan. Karena terlalu dekat dengan sungai,” tambahnya. [wap]

Tags: