Tiga Ruang Terbakar, 12 Ruang Kelas Baru Sedang Dibangun

Kondisi gedung pasca kebakaran di SMPN 21 Surabaya Senin (6/8) pagi.

Hari Ini Kegiatan Belajar SMPN 21 Kembali Normal
Surabaya, Bhirawa
Peristiwa kebakaran di SMPN 21 Surabaya Senin (6/8) pagi telah menghanguskan tiga ruang sekolah yang terdiri dua laboratorium komputer dan satu gudang. Kendati demikian, dampak kebakaran tersebut dipastikan akan membuat tiga ruang kelas tidak dapat digunakan untuk proses belajar mengajar. Sebab, tiga kelas tersebut berada pada satu blok dengan ruang yang terbakar.
Terkait hal tersebut, pihak sekolah akan merelokasi sementara tiga kelas untuk menggunakan ruang lain. Di antaranya kelas 8-I, kelas 8-J dan kelas 9-J yang akan dipindah ke laboratorium IPA, laboratorium multimedia dan laboratorium komputer. Sementara itu, proses pembangunan ruang kelas baru (RKB) akan terus berjalan.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Ikhsan menuturkan, di sekolah tersebut tahun ini sedang berlangsung proses pembangunan RKB. Ada 12 RKB yang sedang dibangun dalam tiga lantai. Dengan begitu, kabutuhan ruang kelas akan segera terpenuhi menyusul kebakaran yang terjadi. “Pembangunan RKB akan segera tuntas, kemudian komputer yang terbakar akan kita usulkan kembali,” tutur Ikhsan saat meninjau lokasi kebakaran di Jalan Jambangan IV Surabaya kemarin.
Kabid Sekolah Menengah Sudarminto menambahkan, sekolah tersebut memiliki jumlah laboratorium komputer yang cukup banyak. Karena itu, 82 unit komputer yang ludes terbakar dapat memkasimalkan empat laboratorium komputer yang ada. “Tahun depan misalnya untuk UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) bisa menggunakan empat lab yang ada. Tinggal diatur sesinya mungkin akan ditambah,” tutur Sudarminto. Terkait RKB, Sudarminto mengaku tahun ini sekolah tersebut memang sedang dibangun RKB oleh Dinas Cipta Karya.
Sementara itu, Kepala SMPN 21 Surabaya Chamim Rosyidi Irsyad menjelaskan, kebakaran telah membuat panik seluruh penghuni sekolah. Termasuk dirinya yang sempat berusaha menyelamatkan komputer hingga kejatuhan kayu saat terbakar. “Tidak ada korban baik dari guru maupun siswa. Ada satu guru dan satu siswa yang memang punya riwayat sesak sehingga harus dibawa ke rumah sakit,” tutur dia.
Atas peristiwa tersebut, Chamim memastikan semuanya telah kondusif. Meski proses belajar mengajar sempat ditiadakan kemarin, hari ini proses belajara mengajar dipastikan akan berjalan normal kembali. Pada saat terjadi kebakaran, chamim mengaku ada sekitar 800 siswa yang sedang masuk sekolah pagi. Mereka ialah siswa kelas 8 dan 9. Sementara untuk siswa kelas 9 yang tahun depan akan mengikuti UNBK totalnya sebanyak 378 anak. “Kita masih punya empat laboratorium yang isinya total 160 unit komputer,” tutur dia.
Chamim Rosyidi Irsyad menjelaskan, percikan api pertama kali terlihat oleh salah satu guru bahasa Indonesia yang melihat jika di gudang sebelah kelas IXC lantai satu mengeluarkan percikan api. “Kebakaran terjadi tepat pukul 10.40. Kita langsung evakuasi anak-anak. Proses belajar mengajar langsung dihentikan. Sementara para guru membawa beberapa apar untuk pemadaman,” jelas dia.
Kepala Bidang Operasional Pemadam Kebakaran Surabaya, Bambang Vistadi menyebut jika kebakaran di lingkungan sekolah baru pertama kalinya terjadi sepanjang tahun 2018 ini. untuk penyebab utama kebakaran sendiri, Bambang menyampaikan bahwa itu kewenangan dari pihak kepolisian untuk melakukan investigasi. “Untuk hasil investigasi kami serahkan pada pihak kepolisian,” sahut dia.
Pihak nya mengerahkan 12 unit yang masing-masing berisi lima anggota pemadam kebakaran (Damkar). Dalam proses pemadaman kali ini pihaknya cukup kesulitan untuk bisa memadamkan api. Karena api sudah membubung tinggi ketika petugas Damkar sampai di lokasi. “Kami terima informasi pukul 10.43. sampek sini 10.48. Kami datang api sudah mebumbung tinggi. Namun pukul 11.48 api sudah bisa dipadamkan. Pukul 12.49 kita nyatakan kondusif,” terang Bambang Vistadi.
Sementara itu, siswi kelas IX-J Rika dan Nathasya menceritakan jika ia dan teman-temannya sempat merasa panic karena api terlihat tiba-tiba muncul ketika proses belajar mengajar, di samping kelas mereka. “Yang pertama kali lihat teman. Mereka lihat api udah lumayan gede dan keliatan diatas pintu. Waktu itu jam pelajaran, kami disuruh langsung keluar. Asap juga terlihat banyak banget” Cerita nya. [tam,ina]

Tags: