Tiga Tahun Sidoarjo Peringkat Pertama UN SD se-Jatim

Para pelajar Sidoarjo, mulai SD, SMP dan SMA/MA yang selalu berikrar tentang kejujuran sebelum menjalani UN. [achmad suprayogi/bhirawa]

Para pelajar Sidoarjo, mulai SD, SMP dan SMA/MA yang selalu berikrar tentang kejujuran sebelum menjalani UN. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2015 siswa-siswi SD (Sekolah Dasar) di Sidoarjo sangat membanggakan. Karena tahun 2015 ini menjadi peringkat pertama se Jatim. Sebelumnya, di tahun 2013 dan tahun 2014 juga menjadi peringkat pertama. Selain peringkat rata-rata, tahun ini perorangan juga diraih siswa dari Sidoarjo.
Hal ini dijelaskan, Kepala Bidang Pendidikan TK SD Dinas Pendidikan (Dindik) Pemkab Sidoarjo, Drs Joko Supriyadi usai mengambil nilai hasi UN 2015 di Dindik Prov Jatim, Selasa (16/6), kalau nilai yang didapat ini sangat mutlak yakni dengan total nilai UN 30, yang terdiri dari tiga mata pelajaran, Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA, masing-masing mendapatkan nilai 10. ”Nilai itu diraih siswi dari SDN Candi, Kec Candi bernama Dyah Kusumawardani dan Gita Charissa,” katanya.
Jadi siswa-siswi SD Sidoarjo ini sudah tiga kali mendapatkan predikat peringkat pertama se Jatim selama tiga tahun berturut-turut. Mulai dari tahun 2013, 2014 dan 2015 ini. Semua itu untuk ketegori peringkat rata-rata. Sedangkan yang peringkat pertama untuk perorangan tahun 2012 dan tahun 2015 ini. ”Semua ini berkat kekompakan bersama, baik dari pemerintah maupun masyarakatnya, dalam hal ini murid dan wali murid,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dindik Pemkab Sidoarjo, Drs Mustain Baladan MPd I juga mengatakan kalau pola pembelajaran di Sidoarjo kisi-kisi materinya dilakukan sama rata, tak ada pembedaan antara daerah pinggiran dan perkotaan. Mereka terlibat secara bersama-sama, serta tak lepas dari peran serta dari bupati dan dewan, yang secara operasional dilakukan Dinas Pendidikan.
”Kami selalu menyelesaikan problem bersama-sama, contohnya diadakan pelatihan guru melalui pembiayaan APBN dan mandiri, serta support pihak ketiga juga dilakukan secara bersama. Kami selalu membiasakan diri menggunakan standar secara sama pula. Mulai dari evaluasi terhadap hasil try out anak-anak, kisi-kisinya juga dibuat dengan menggunakan standar sama,” papar Mustain.
Dengan cara membuat soal-soal try out dari dinas dan try out mandiri dibuat sama standarnya, maka anak-anak tak akan kebingungan mengerjakan soal. Mereka akan lebih tenang dan lebih mengerti dalam mengerjakan soal UN, karena sudah memahami bentuk dan karakternya soal. ”Keberhasilan ini berkat kinerja semuanya, bukan hanya dari Dinas Pendidikan saja, tetapi peran serta bupati, dewan dan masyarakat semua,” jelas Pak Tain, sapaan sehari-harinya. [ach]

Tags: