Tiga Titik Lumbang-Sukapura Longsor

Perbaikan rumah yang roboh di Lumbang tertimbun longsor.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

(Perbaiki Sementara Tanggul Jebol di Dringu Gunakan Dana TT)
Kabupaten Probolinggo, Bhirawa
Cuaca ekstrem terjadi di wilayah Kecamatan Lumbang dan Sukapura Kabupaten Probolinggo. Pasca diguyur hujan deras, longsor terjadi di dua desa di Kecamatan Lumbang dan satu desa di Kecamatan Sukapura. Longsor terjadi di ruas jalan Sukapura–Bromo. Tepatnya di bawah hotel Whiz setelah pertigaan Sariwani.
Kemudian, dua kejadian longsor lainnya ada di wilayah Kecamatan Lumbang. Tepatnya di Desa Puncak Sari dan Branggah. Selain itu, pohon tumbang terjadi di jalan menuju Bromo, masuk desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura.
Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi, Jum’at 21/2/2020 mengatakan, cuaca ekstrem terjadi beberapa hari ini dan pada Selasa kemarin intensitasnya sangat besar. Hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi terjadi mulai siang. Dampaknya, terjadi longsor di sejumlah titik pada malam harinya. ”Kalau longsor, terjadi di tiga titik dalam semalam. Dua titik di Lumbang dan satu titik di Sukapura,” katanya.
Anggit menjelaskan, material longsor di ruas jalan Sukapura itu sempat menutup sebagian besar jalan. Relawan bersama aparat muspika Sukapura membuka jalur dengan peralatan seadanya. Saat ini mobil sudah bisa melintas. Namun, untuk truk masih belum bisa. ”Sekarang masih proses evakuasi dan pembersihan supaya akses jalan terbuka semua,” ujarnya.
Dua kejadian longsor lagi, dikatakan Anggit, terjadi di Kecamatan Lumbang. Untuk longsor di Desa Puncak Sari, longsoran tanah menimpa ruang depan rumah warga. Namun, hanya mengalami kerusakan ringan. Warga bersama petugas setempat kerja bakti membersihkan material longsor. ”Lalu ada longsor di Dusun Bedali, Desa Branggah, Kecamatan Lumbang, berupa tanaman bambu. Sempat menutup akses jalan desa. Tapi sudah dievakuasi,” tuturnya.
Disinggung tentang jebolnya tanggul sungai Kedungdalem, Kecamatan Dringu, jadi perhatian pemkab setempat. Sejak Rabu 19/2, petugas BPBD Kabupaten Probolinggo langsung melakukan penanganan darurat di tanggul yang jebol di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Dringu.
Petugas memasang sandbag di tanggul yang jebol sebagai antisipasi terjadi hujan susulan. Selanjutnya, BPBD Kabupaten akan mengusulkan dana tidak terduga (TT) untuk perbaikan semipermanen di tanggul yang jebol. Rencananya, perbaikan semipermanen dilakukan untuk memperkuat plengsengan yang sudah ambrol.
Pihaknya sudah melakukan asesmen di lapangan, pascabanjir. Dan hasilnya, dibutuhkan bronjong sebagai penanganan sementara tanggul yang jebol. Karena itu, pihaknya mengajukan dana TT untuk penanganan darurat. ”Tanggul jebol itu terjadi karena bencana banjir. Tentu, sangat dimungkinkan untuk menggunakan dana TT dalam pemulihannya. Hanya saja, sifatnya tetap penanganan darurat,” ungkapnya.
Anggit mengaku, pihaknya berkoordinasi dengan dinas lain langsung memasang sandbag di tanggul yang jebol. Pemasangan sandbag paling tidak bisa menahan air sungai tidak masuk ke permukiman warga.
”Kebutuhan sandbag untuk penangangan darurat dari dana tidak terduga itu, panjangnya sekitar 15 meter di Dusun Krajan. Tapi, di Dusun Gandean Ngemplak juga perlu dipasang sandbag. Sebagai antisipasi aliran sungai meluber ke permukiman warga,” paparnya.
Warga kerja bakti membersihkan sisa material lumpur di rumah-rumah dan jalan. Bahkan, sejumlah instansi turun ke Desa Dringu, Kecamatan Dringu. Mulai TRC BPBD Kabupaten Probolinggo bersama TNI, Polri, Damkar, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perhubungan (Dishub), Satpol PP, dan pelajar SMAN 1 Dringu. Mereka semua membersihkan material lumpur. Terutama di titik-titik akses jalan.
Tidak hanya itu, BPBD Kabupaten Probolinggo pun langsung berkoordinasi dengan Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) setempat. BPBD meminjam alat berat backhoe untuk membersihkan material lumpur di jalan.
Sebab, material lumpur yang tersisa sangat tebal. Karena itu, sulit jika dibersihkan secara manual. ”Kami gunakan alat berat untuk membersihkan material lumpur tebal di jalan itu,” kata Anggit Hermanuadi, kepala BPBD Kabupaten Probolinggo.
Selain itu, dua unit truk tangki BPBD pun dikerahkan. Termasuk meminta truk tangki DLH dan truk damkar untuk ke lokasi. Semua tangki dipakai untuk menyemprotkan atau membersihkan sisa material lumpur yang sudah diangkat oleh alat berat. ”Proses pembersihan sisa material lumpur banjir cukup berat. Karena banyak dan tebalnya material lumpur itu. Kalau tidak sampai bersih, akses jalan bahaya karena licin,” terangnya.
Di sisi lain, BPBD langsung koordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) untuk mendirikan dapur umum. Nantinya, warga yang membutuhkan bantuan makanan bisa langsung dilayani di dapur umum. Paling tidak, bisa memberikan makanan dan minuman untuk petugas dan warga yang membersihkan material banjir, tambahnya.(Wap)

Rate this article!
Tags: