Tiga Turis Prancis Bantu jadi Panitia TroI Seri 4

tampak tenda-tenda yang didirikan di puncak megasari Sempol Bondowoso dan para peserta yang mencoba landasan untuk terbang. (Samsul Tahar/Bhirawa)

tampak tenda-tenda yang didirikan di puncak megasari Sempol Bondowoso dan para peserta yang mencoba landasan untuk terbang. (Samsul Tahar/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Paragliding Trip of Indonesia (troI) dilaksanakan di Puncak Megasari Sempol Bondowoso tinggal sehari lagi. Para peserta yang ambil bagian dalam kegiatan yang tercatat dalam Federasi Aerosport Internasional itu juga sudah mulai berdatangan sejak awal pekan, kemarin.
Mereka ada yang langsung nge-camp di Sempol ada juga yang menginap di hotel-hotel di kota.  ”Saya sengaja datang awal untuk mencoba terbang terlebih dulu, katanya bagus tempatnya,” kata Ike, salah seorang atlet Indonesia.
Ike datang ke Bondowoso tidak sendirian, melainkan bersama beberapa orang dari padang, Sumatera Barat dan menginap di Hotel Slamet.”Peserta dari Sumatera Barat memang yang terbanyak, ada 36 orang, yanglain naik pesawat turun di Den Pasar,” kata Nuris Syamsi, salah seorang panitia pelaksana TroI seri – IV Bondowoso.
Selain itu, menurut data yang sudah masuk ke panitia, peserta terjauh datang dari Papua atas nama Riandika Yudha Prawira. ”Sementara peserta dari  daerah lain seperti DKI, Jabar, Jateng dan Sulawesi juga banyak, termasuk Liz Adriana, juara dunia tiga kali berturut-turut dari Kalimantan Selatan,”ujarnya. Mantan juara dunia lain yang datang adalah Ifa Kurniawati yang datang dengan jalur darat dari Malang.
Troi yang memadukan olahraga dan rekreasi ini juga menarik minat turis asing untuk terlibat langsung dan membantu. Bahkan dua orang dari Prancis jauh-jauh datang ke Bondowoso untuk membantu panitia mensuskseskan acara tersebut. Dua turis tersebut selain ingin datang ke Ijen juga ingin menikmati pesona alam di sekitar Ijen, seperti kawah wurung, perkebunan kopi, stroberi.
Acara Troi sendiri dimulai 13 Oktober hingga 16 oktober 2016. Setelah terbang dan menikmati keindahan alam Bondowoso, peserta bergeser ke Bali untuk mengikuti pemecahan rekor terbang bersama. ”Meski sebagian bergeser ke Bali, masyarakat yang ingin terbang tandem atau melihat terbang paralayang bisa langsung ke Sempol, karena hari minggu masih ada fun fly dan tandem day,”katanya.
Sementara itu Eko Setia Budi, ketua FASI mengaku Bondowoso patut berbangga dengan tingginya antusias peserta untuk mengikuti TroI seri IV di Puncak Megasari. ” Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah,  KONI, Perhutani dan PTPN XII  atas dukungannya hingga Puncak Megasari banyak dikenal dan akhirnya didatangi  atlet dari berbagai daerah di Indonesia,”katanya.
Tiga seri sebelumnya, kejuaraan yang memadukan unsur olahraga dan pariwisata ini telah dilakukan di tiga tempat. Yaitu di Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah, di Gunung Tumpa, Minahasa, Sulawesi Utara dan di Mantar, Kecamatan Pototano,Sumbawa Barat. Sementara seri terakhir akan digelar di Painan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat pada 26-29 Oktober mendatang.
Hadirnya para penerbang paralayang tersebut, lanjut dia, tentu akan memberikan hiburan tersendiri bagi masyarakat Bondowoso. Namun lebih dari itu, even ini juga menjadi momentum bagus untuk mengenalkan salah satu potensi unggulan yang dimiliki Bondowoso, yaitu Puncak Megasari, Sempol, Bondowoso.
“Selain itu, ini momen untuk mengenalkan beragam potensi wisata lainnya di Bondowoso, dan di kawasan Sempol khususnya, karena event TroI ini bukan murni kejuaraan olahraga saja, namun juga ada sisi pengenalan wisatanya,” ungkapnya.
Dia pun berharap agar event yang baru pertama kali digelar di Bondowoso ini bisa memberikan dampak yang bagus terhadap pengembangan beragam potensi di Bondowoso.
Dalam event nanti, selain bisa menikmati beragam atraksi paralayang, pengunjung juga akan disuguhi atraksi dari sejumlah atlet paramotor dan gantole Jatim. TroI rencananya juga akan berbarengan dengan gelaran Jazz de Ijen dengan bintang tamu Dian Pramana Putra dan Dedy Dhukun. [har]

Tags: