Tim Adipura Dituding Tak Punya Terobosan

1869327Kota Mojokerto, Bhirawa
Lolosnya penghargaan Adipura oleh  Pemkot Mojokerto mengundang keprihatinan sejumlah aktivis lingkungan. Mereka menuding Tim Adipura tak memiliki terobosan dan inovasi untuk mendongkrak penilaian.
Mantan kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Mojokerto, Sutarwanto mempertanyakan komitmen kepedulian Pemkot dalam menjaga lingkungan hidup. Sutarwanto menganggap Tim Adipura bentukan Pemkot tumpul. Dua SKPD yang menjadi ujung tombak pengelolaan lingkungan yakni Kantor Lingkungan Hidup (KLH) dan DKP tak mempunyai komitmen kerja yang jelas.
”Kami kecewa dengan Tim Adipura andalan Pemkot. Mempertahankan 1 poin saja tak bisa. Kondisi ini jelas membuat saya prihatin,” lontar Sutarwanto, Selasa (10/6) kemarin.
Tokoh Man of The Year (bidang lingkungan) tahun 2009 ini menceritkan, ketika dirinya menjabat Kepala DKP, saat itu mampu mengerek posisi Kota Mojokerto dari peringat Kota Terkotor nomer 2 se Jatim menjadi penerima Adipura untuk kategori kota kecil. ”Waktu itu nilai pada tahun 2006 mencapai 55 poin dan menyandang predikat sebagai kota terkotor nomer 2 se Jatim. Tapi dua tahun kemudian, poin kita naik dan tahun 2009 kita mendapat poin 73 dan layak menerima mandat penghargaan Adipura. Dan ini berturut-turut pada tahun 2010 dengan poin 73,” urainya.
Menurut mantan Dewan Pembina Pemulung Kota Mojokerto ini, rendahnya penilaian di segmen pengolahan lingkungan, seperti di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan.
”Pengolahan sampah di TPA sekarang tak berjalan. Padahal great TPA itu tertinggi. Karena  sampah kita olah menjadi pupuk. Kita rubah jadi granul,” imbuh Tarwanto.
Selain itu, lanjutnya, ada beberapa pohon di TPA malah ditebang untuk rumah buldozer. Ini, katanya mengurangi nilai. ”TPA itu ada mesin pengelolaan sampah bernilai puluhan juta tapi dibiarkan mangkrak,” ungkapnya.
Sementara itu, Aktivis Lingkungan Bidang Bank Sampah, Cahyono menuding kepedulian Pemkot terhadap lingkungan rendah. Ia mencontohkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar menjamur. Dia menganggap DKP tak punya konsep memelihara lingkungan. ”Mungkin DKP tak punya konsep menjaga lingkungan sehingga grade Adipura kita jeblok. Pengelolaan sampah nggak jelas. TPS liar dimana-mana. Di Jl Mojopahit itu sampah tumpah karena nggak tertampung,” kecamnya.
Menanggapi kekecewaan para aktivis lingkungan, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Nur Hariyadi membantah tudingan mengenai lemahnya kinerjanya. Menurutnya ketika dihubungi via Kabag Humas, Dodik Heryana, poin Adipura yang kini diperoleh mencapai 74,4. ”Saat ini grade nya naik 0,6 menjadi 75. Sebetulnya kita nutut cuma grade dinaikkan selisih 1 bulan,” tepisnya. [kar]

Tags: