Tim Ahli Sarankan PT BWR Kota Batu Dipailitkan

PT Batu Wisata ResourcesKota Batu, Bhirawa
PT Batu Wisata Resources (BWR) disarankan untuk pailit, karena untuk menghidupkan kembali akan membebani APBD dan kurang efektif.
“Daripada PT BWR dihidupkan kembali, lebih baik Pemkot Batu mendirikan badan usaha baru yang lebih prospektif. Lebih baik dilebur atau dipailitkan saja,” kata Tenaga Ahli Wali Kota Batu, Prof Dr Indah Prihartini, usai memaparkan evaluasi kinerja Pemkot Batu tahun 2015, kemarin.
Dijelaskan, Pemkot Batu bisa memacu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata dan perdagangan dengan membentuk BUMD baru. Pakar pertanian Universitas Brawijaya itu kemudian mengambil contoh produk hortikultura Kota Batu yang sangat diminati masyarakat.
“Produk hortikultura dari Kota Batu selama ini hanya mengisi pasar-pasar tradisional di Jawa Timur, Kalimantan dan sebagian kota besar di Jawa. Padahal peluang untuk masuk pasar modern sangat terbuka, seperti Hypermaret,” tutur Prof Indah.
Untuk memenuhi kebutuhannya di Indonesia Timur, Hypermaret masih mengandalkan produk hortikultura dari Lembang Bandung. “Ongkosnya tentu lebih mahal dibandingkan jika harus diambilkan dari Kota Batu. Ini peluang yang harus ditangkap untuk memperluas jaringan pasar. Peran ini bisa diambil oleh BUMD untuk pengembangan pasar,” tegasnya.
Tidak hanya itu, BUMD yang baru juga bisa bekerja sama dengan 10 destinasi wisata Kota Batu untuk menggaet wisatawan mancanegara maupun domestik. “Wisatawan yang masuk kota Batu nantinya bisa diseleksi. Caranya menerapkan chek point atau chek lock seperti di Tiongkok. Dimana wisatawan dipaksa untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang diprogramkan oleh pemerintah, tentunya dengan dikenai pajak,” paparnya.
Dijelaskan, selama ini wisatawan yang berkunjung ke kota Batu terlalu pilih-pilih dalam menghabiskan masa berliburnya. Banyak diantara wisatawan yang melakukan kegiatan wisata di Kota Batu, tetapi tidur, makan dan belanjanya di Kota Malang.
“Ini tidak boleh terjadi, karena kota Batu hanya dapat bagian sedikit. Bagian terbesar justru dinikmati oleh daerah lain,” tukasnya.
Oleh karena itu, agar dapat lebih meningkatkan pendapatannya, Pemkot Batu harus mulai menerapkan sejumlah syarat, sehingga wisatawan yang datang bisa menghabiskan seluruh waktunya di Kota Batu.
Sementara itu Wawali Batu, Punjul Santoso, mengaku banyaknya kunjungan kerja dari berbagai instansi pemerintah ke Kota Batu memang belum dimanfaatkan secara optimal. Terutama dalam mendongkrak perekonomian daerah dan promosi wisata.
“Ada banyak kunjungan kerja ke Kota Batu, tetapi untuk menginap sering di Kota Malang. Ke depan akan diberlakukan syarat bahwa kunjungan kerja ke Kota Batu harus menginap di kota Batu dan mengunjungi destinasi wisata yang sedang dipromosikan oleh pemerintah. Ini kita atur dalam bentuk Perwali,” tegas Punjul.
Untuk mewujudkan hal itu, SKPD terkait harus membuat program destinasi wisata baru, seperti wisata hortikultura, desa wisata, dan lainnya. Selain untuk memberi alternatif tempat berwisata, tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. [sup]

Tags: