Tim Dinas P3 Turun Sisir Seluruh Pasar

Tim Keamanan Pangan Bahan Asal Hewan sedang mengambil sampel di salah satu supermarket di Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Tim Keamanan Pangan Bahan Asal Hewan sedang mengambil sampel di salah satu supermarket di Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah mendapatkan informasi adanya daging sapi yang dioplos dengan daging celeng dan daging bagi beredar di wilayah Sidoarjo. Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (P3) Kab Sidoarjo dengan cepat langsung turun lapangan, menyisir ke pasar-pasar untuk melakukan cek kebenarannya.
Hampir semua pasar telah disisir Tim Keamanan Pangan Bahan Asal Hewan, yang terdiri dari Tim Labkeswan Disnak Provinsi Jatim yang di Tuban, Dinas P3 Sidoarjo, BBV (Balai Besar Veteriner) Kementerian Pertanian di Yogyakarta. Mereka telah melakukan penyisiran selama dua hari, Selasa (14/6) dan Rabu (15/6) kemarin dengan mengambil sampel untuk uji lab, mulai dari usus, daging, paru, darah, termasuk  juga kikil hingga kaki ayam.
Pasar yang telah disisir tim itu diantaranya, Pasar Porong, Pasar Larangan, Pasar Waru, Pasar Wadungasri, Pasar Krian, Pasar Taman, Pasar Suko, Pasar Krembung serta Pasar Tarik. Selain itu, juga ke tempat olahan daging di Wonoayu dan di kios depot daging di Sidoarjo. Bahkan sampai pengambilan sampel kaki ayam/ceker di supermarte Lotte Mart Waru juga diambil untuk sampel.
Kepala Bidang Peternakan, Drh Bambang Erwanto MM, usai keliling dengan jelas menegaskan kalau di Sidoarjo ternyata tak ada daging sapi yang dioplos dengan daging celeng dan babi. Kami sudah membutikan sendiri, dengan menurunkan tim yang sangat independent. Bukan hanya dari Dinas P3 Sidoarjo tetapi diperkuat dari Disnak Jatim di Tuban dan petugas BBV Yogyakarta.
”Intinya kami tidak main-main, betul-betul kami lakukan dengan serius. Kami tidak ingin warga Sidoarjo dicemari adanya dugaan daging sapi yang dioplos daging celeng dan babi,” tegas drh Bambang.
Sampel yang diambil mulai dari daging, usus, paru, darah, kikil hingga kaki ayam itu diujilab BBV Yogyakarta. Diantaranya untuk mendeteksi adanya formalin, borak, adanya daging babi, serta mendeteksi adanya dugaan ayam yang sudah menjadi bangkai tetapi tetap saja disembelih dan dijual ke supermarket. ”Kami akan menunggu hasil lab itu sekitar dua atau tiga mingguan,” jelas drh Bambang.
Sementara itu, Manajer Fresh Food Lotte Mart di Waru, Amin mengaku sangat senang dengan adanya tim dari Dinas P3 untuk mengecek adanya dugaan daging oplosan, termasuk mendeteksi adanya borak, formalin serta serta bangkai daging ayam.   ”Kedatangan tim ini justru sangat membantu kami. Karena kami tidak mengetahui fresh food yang kami jual tercemar zat-zat yang tidak diperbolehkan,” katanya.
Barang-barang dagangan yang langsung diambil buat sampel tidak akan membuat kami rugi. Justru hasilnya nanti bisa menguntungkan kami, karena kami tidak akan mengambil barang-barang kepada agen yang nakal. ”Jika terbukti ada, kami tidak akan mengambil barang di agen tersebut, bisa mencari agen-agen yang lain,” ujar Amin. [ach]

Tags: