Tim Kemenkes Ambil Sampel Darah Pasien DBD

Yeni Puji memasukkan sampel darah pasien DBD ke dalam wadah yang dibawanya di RSUD dr Iskak Tulungagung, Kamis (24/1).

Tulungagung, Bhirawa
Tingginya kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Tulungagung membuat Kemenkes RI ikut turun ke Kota Marmer, Kamis (24/1). Mereka bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim melakukan pengambilan sampel darah pasien DBD di RSUD dr Iskak Tulungagung dan Puskesmas Campurdarat.
Staf Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Kemenkes RI di Surabaya, Yeni Puji, pada Bhirawa mengungapkan kedatangan tim dari Kemenkes dan Dinkes Provonsi Jatim ke Tulungagung untuk mengambil sampel darah pasien DBD. “Salah satunya di rumah sakit ini. Selain juga di puskesmas,” ujarnya saat di RSUD dr Iskak Tulungagung.
Selain itu, menurut dia, tim dari Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jatim juga mendatangi rumah-rumah pasien DBD. Di rumah pasien DBD tersebut, mereka melakukan pengamatan lingkungan rumah dan mengambil sampel larva (jentik) nyamuk.
“Untuk larva kami akan lihat vektor resistensinya. Apakah sudah kebal atau resisten dengan fogging yang sudah dilakukan selama ini. Jadi kami uji. Jangan-jangan pestisidanya sudah resisten,” paparnya.
Yeni Puji mengaku tim Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jatim hanya sehari melakukan aktifitasnya di Tulungagung dan malam hari berencana langsung pulang ke Surabaya. “Tulungagung memang prioritas. Juga ada beberapa tempat lainnya,” tandasnya.
Tim Kemenkes dan Dinkes Provinsi Jatim mengambil sampel darah pasien DBD di RSUD dr Iskak sebanyak sembilan sampel. Dan di Puskesmas Campurdarat sebanyak dua sampel darah.
Seperti diberitakan, Kabupaten Tulungagung tercatat sebagai kabupaten di Jatim dengan jumlah kasus DBD terbanyak pada Januari ini. Data Dinkes Provinsi Jatim menyebutkan sampai tanggal 23 Januari 2019 di Tulungagung terjadi 223 kasus dengan tiga penderita di antaranya meninggal dunia. Kemudian disusul Kabupaten Kediri (160 kasus, 10 meninggal dunia) dan Kabupaten Bojonegoro (114 kasus, dua meninggal dunia).
Sementara itu, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Didik Eka SP SKM MSi, mengungkapkan, jumlah kasus DBD di Tulungagung terus mengalami peningkatan. Sampai Kamis (24/1), kasus DBD sudah mencapai 249 kasus. Meningkat dari sebelumnya yang 223 kasus.
“Sampai hari ini (kemarin) sudah tercatat 249 kasus, tiga di antaranya meninggal dunia,” terangnya.
Sementara itu di Situbondo terdapat 15 pasien yang terserang DBD, untuk melakukan pencegahan dokter spesialis anak di RS Mitra Sehat Situbondo Dr Ervan, mengatakan, memasuki musim pancaroba membuat nyamuk berkembang cepat dan biasanya dipicu oleh adanya genangan air. “Salah satu pemicunya juga diakibatkan oleh daya tahan tubuh penderita yang kurang stabil,” sebut dr Ervan.
Masih kata dr Ervan, setiap pasien DBD nanti akan di lengkapi dengan surat pernyataan ketika sudah keluar dari rumah sakit, agar diserahkan kepada Puskesmas dan Dinas Kesehatan, guna dilakukan upaya voging didaerah asal penderita DBD.
Sementara itu, Owner Rumah Sakit Mitra Sehat Situbondo H Imam Hidayat menjelaskan, hingga saat ini pasien DBD yang masuk ke RS Mitra Sehat sudah berjumlah 15 orang.
Untuk mencegah DBD tidak semakin banyak , menurut Imam, masyarakat di himbau agar rutin melakukan langkah 3 M yakni (menguras, menutup dan mengubur) serta melakukan voging untuk memutus mata rantai peredaran nyamuk. [wed,awi]

Tags: