Tim PPKST Sukses Pisahkan Nurul-Rahma

Ketua Tim PPKST RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto, Sp A (K) menjelaskan proses operasi pemisahan Nurul - Rahma di layar ruang tunggu, Rabu (13/8).

Ketua Tim PPKST RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto, Sp A (K) menjelaskan proses operasi pemisahan Nurul – Rahma di layar ruang tunggu, Rabu (13/8).

Surabaya, Bhirawa
Setelah berjuang cukup lama akhirnya Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo berhasil menyelesaikan operasi pemisahan bayi kembar siam Nurul Anindya Vina Maulida dan Rahma Anindita Vany Maulida di Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr Soetomo, Rabu (13/8). Pelaksanaan operasi kembar siam puteri pasangan Sika Jayanti dan Yuda Winarno ini lebih cepat satu jam dari perkiraan awal yang rencananya selesai 4 jam.
“Kita bersyukur operasi pemisahan ini berjalan dengan cepat dan Alhamdulliah kedua bayi Nurul-Rahma selamat,” ujar Ketua Tim Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto, Sp A (K).
Menurutnya, cepatnya operasi karena prediksi terburuk yang dilakukan Tim PPKST tidak terjadi.Timnya berusaha maksimal agar operasi pemisahan ini berjalan sebagaimana yang direncanakan.  “Rancangan yang kita buat yakni pada kondisi terburuk, ternyata kondisi mereka stabil terus,” ungkap dr Agus.
Dari pantauan di lapangan,  tepat pukul 07.00, Nurul-Rahma datang dari ruang Nakula-Sadewa. Suasana haru begitu terlihat saat Sika ( Ibu Nurul-Rahma, red) melihat dua puteri kembarnya akan masuk ke ruang operasi di GBPT. Sika tak henti-henti menangis melepaskan kedua bayi yang akan dipisahkan. Sebelum operasi besar dilakukan, tim berdoa terlebih dahulu. Setelah itu, tim dokter langsung melakukan anestesi.
Setelah itu tim bedah anak melakukan desinfeksi atau sterilisasi bayi kembar dan barulah tim bedah plastik melakukan insisi sesuai desain. Tepat pukul 10.15, tim akhirnya melakukan insisi pemisahan rongga dada yang dipimpin oleh Prof Dr dr Paul Tahalele SpBKV (K). Pemisahan rongga dada cukup sulit. Sebab, awalnya dokter mengira xypoampola phagus atau dempet tulang dada sampai tali pusar. Ternyata, kondisinya lebih parah yakni tulang dada atas dua bayi tersebut menyatu. Sehingga, tim benar-benar harus berhati-hati dalam melakukan tindakan. Akhirnya, pemotongan dada selesai pukul 13.39.  Tindakan selanjutnya dilakukan oleh tim bedah anak yang dipimpin dr Adria Hariastawa Sp BA (K). Tim bedah anak memotong bagian dada hingga perut kedua bayi.
“Saat kita pisahkan liver, tensi turun dan mengalami desaturasi (penurunan oksigen dalam darah,red),” ungkap dr Adria.
Desaturasi terus menurun pada Rahma sehingga tim memberi stimulus obat-obatan dan cairan kepada dokter. Tepat pukul 13.54, kedua bagian terpisah.  Setelah itu, tim bedah plastiklah yang bertugas untuk menutup luka hasil pemisahan bayi. “Rencananya kita menutup dengan perikat bofine (selaput jantung sapi,red) tapi ternyata kulitnya cukup untuk menutupi kulitnya sendiri,” ungkap dia.
Sementara itu Sika Jayanti orangtua Nurul-Rahma mengaku bahagia karena anaknya berhasil dipisahkan. Sebelumnya dirinya meresa tidak kuat melihat bayi kembarnya masuk ke ruang operasi. ”Saya hanya bisa pasrah dan berdoa semoga Alloh memberikan kemudahan dalam operasi pemisahan,” jelasnya. [dna]

Rate this article!
Tags: