Tim Program PKM C 19 Umsida Dampingi Digitalisasi Marketing UMKM Jamu Herbal

Tim Program PKM C 19 Umsida saat menyerahkan bantuan berupa mesin penepung. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Produk-produk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) masih belum maksimal hasilnya, karena tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Disamping itu juga belum diimbangi dengan pemasaran yang maksimal. Salah satunya adalah produksi Jamu Herbal Asrifood, Carangwulung, Wonosalam Jombang, Jawa Timur.

Melihat kondisi tersebut, Tim Program PKM C 19 Umusida yang diketuai Diah Krisnaningsih SE MSEI dengan anggotanya M Ruslianor Maika SHut MAB dan A’rasy Fahruddin ST MT bersama mahasiswanya telah melakukan pendampingan secara langsung, tentang Penggunaan Digital Marketing Untuk Peningkatan Kapasitas Penjualan UMKM Jamu Herbal Asrifood.

Menurut Ketua Tim Program PKM C19 Umsida Diah Krisnaningsih menjelaskan karena kondisinya memang belum optimal, termasuk sistem pemasaran yang dimilikinya. Terutama bidang digital marketing sistem pemasaran yang dijalankan selama ini dengan sistem konsinyasi. Produknya ditaruh di beberapa toko oleh-oleh kota Jombang dan e commerce sehingga penjualan kurang maksimal.

Ia katakan, permasalahan lainnya yang dihadapi adalah kapasitas produksi jamu herbalnya juga tidak maksimal, karena kendala tidak memiliki mesin pengolah tepung atau penggiling sendiri dan selama ini meminjam dari tetangga. “Hal tersebut pasti mengakibatkan proses produksi yang terhambat dan tidak maksimal baik dari segi waktu, tenaga, dan biaya,” kata Diah Krisnaningsih, pada (16/3) siang.

Lanjutnya, jadi hasil pengabdian kepada masyarakat dengan program pendampingan ini diharapkan berkontribusi positif, bagi peningkatan penjualan dan kapasitas produksinya. Dimana di masa pandemi ini jamu herbal dari rimpang dan rempah diminati masyarakat Indonesia karena khasiatnya dalam meningkatkan imunitas tubuh.

Jadi, tim kami telah melakukan dengan beberapa tahap yaitu, kegiatan brainstorming, diskusi dan tanyajawab mengenai permasalahan yang dihadapinya selama pandemi. Utamanya pada sistem pemasaran/penjualan yang terbatas, pemahaman sistem pemasaran online berbasis website, e commerce, dan medsos yang kurang. Termasuk juga kurangnya tim pemasar, teknologi untuk membantu peningkatan kapasitas produksi secara efektif dan efisien.

“Adapun pemecahan solusi yang dilakukan dengan worksop penyusunan rencana pembuatan pemasaran online berbasis website, e commerce dan medsos, pembelian dan perakitan mesin penepung rimpang. Dan program tersebut sudah kami lakukan mulai Oktober 2020 hingga Pebruari 2021,” pungkas Bu Diah_sapaan akrabnya. [ach]

Tags: