Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim Gagal Lihat Hilal

Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim gagal melihat penampakan hilal di Pantai Kenjeran, Selasa (16/6) petang.

Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim gagal melihat penampakan hilal di Pantai Kenjeran, Selasa (16/6) petang.

Surabaya, Bhirawa
Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim gagal melihat penampakan hilal atau bulan muda sebagai awal masuknya bulan Ramadan 1436 H. Dengan demikian awal puasa warga NU dan Muhammadiyah tahun ini sama, yakni mulai Kamis (18/6).
“Ke-11 titik yang dijangkau oleh tim, 8 titik menyatakan gagal meski hari ini cuaca cerah dan tidak mendung,” kata Wakil Ketua PW NU Jatim Soleh Hayat saat dihubungi ponselnya,  Selasa (16/6).
Dengan gagalnya melihat hilal, lanjut Soleh Hayat, penanggalan bulan Saban akan digenapkan menjadi 30 hari. “Jadi awal puasanya mulai Kamis (18/6) lusa,” jelasnya.
Soleh Hayat mengatakan saat ini hilal masih jauh di bawah ufuk dan tidak bisa dilihat meskipun dengan teropong canggih.  Dijelaskan oleh Soleh Hayat, meski dari delapan titik semua gagal melihat hilal, namun penetapan awal puasa tetap bergantung pada penentuan di sidang Isbat  di kantor Kementerian Agama. Dan sidang Isbat juga memutuskan awal puasa jatuh mulai Kamis (18/6).  “Kegagalan di delapan tempat langsung kami kirimkan ke PBNU untuk dibawa saat sidang Isbat,” jelasnya.
Mengenai delapan daerah yang gagal dilihat hilalnya itu antara lain Pantai Kenjeran Surabaya, Pantai Gebang Bangkalan, Pantai Ambet Pamekasan, Tanjung Kodok Lamongan. Bukit Condro Dipo Gresik, Plengkung Banyuwangi, Pantai Srawu Pacitan dan Pantai Serang Blitar.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin mengatakan hampir pasti puasa di bulan Ramadhan 1436 H dimulai pada Kamis (18/6), dengan alasan bulan masih di bawah ufuk atau mustahil dapat dilihat hingga Selasa petang. “Mustahil hilal dapat terlihat. Kalau menurut perhitungannya  kan masih di bawah ufuk. Tidak mungkin dapat dirukyat (dilihat dengan mata) hilalnya,” kata Ma’ruf di sela-sela sidang Isbat di Kantor Kementerian Agama Jalan Thamrin kemarin.
Dia mengatakan sudah hampir pasti puasa tidak dimulai pada Rabu (17/6). Maka dari itu, kalau ada perukyat yang bersaksi melihat hilal pada Selasa petang maka harus ditolak.  Dasar dari pernyataan Ma’ruf itu karena syarat dari diterimanya kesaksian perukyat adalah harus masuk akal.  “Harus diterima secara syarat. Tidak pernah terjadi dan secara akal tidak mungkin terlihat di bawah ufuk,” kata dia. [geh,ira]

Tags: