Tim Sel Dewan Pendidikan Jatim Berharap Tak Diintervensi

Tim seleksi DP Jatim yang terdiri dari Prof Warsono, Prof Zainudin Maliki dan Sukowidodo melakukan interview kepada masing-masing calon yang berjumlah 42 pendaftar.

Tim seleksi DP Jatim yang terdiri dari Prof Warsono, Prof Zainudin Maliki dan Sukowidodo melakukan interview kepada masing-masing calon yang berjumlah 42 pendaftar.

Surabaya, Bhirawa
Proses seleksi Dewan Pendidikan (DP) Jatim memasuki tahap wawancara. Ini merupakan seleksi terakhir sebelum nantinya tim seleksi mengirimkan 26 pendaftar terbaik untuk dipilih kembali Gubernur Jatim menjadi 13 nama. Karena itu, tim sel berharap keputusannya mendatang tidak diintervensi oleh pihak manapun.
Ketua Tim Sel DP Jatim Prof Warsono menuturkan, seluruh nilai dari setiap proses seleksi yang dilalui pendaftar akan disetorkan ke gubernur. Dengan begitu, gubernur memiliki pertimbangan kuat untuk selanjutnya menetapkan 13 nama.
“Kita akan beri peringkat 1-26. Tapi keputusannya kembali pada gubernur,” terang Warsono saat ditemui di sela tes wawancara DP Jatim di Hotel Bisanta, Selasa (1/11).
Profesor yang juga Rektor Universitas Negeri Surabaya itu mengungkapkan, pengetahuan calon DP Jatim cukup menentukan dalam seleksi ini. Namun, pengetahuan saja tidak cukup. Mereka juga harus memahami identifikasi problematika pendidikan dan komitmen yang kuat. Sebab kedepan, anggota DP Jatim tidak akan digaji layaknya anggota komisi.
“Dari sini kami hanya memotret realitas yang ada. Selanjutnya ini semoga menjadi pertimbangan gubernur,” ungkap dia.
Sekretaris Tim Sel DP Jatim Sukowidodo berharap, selama proses seleksi berlangsung tidak ada intervensi dari pihak manapun. Penilaian yang dilakukan oleh tim sel telah memiliki standar khusus untuk menjaring nama-nama terbaik. Bahkan tidak hanya seleksi di atas kertas, Sukowidodo meyakinkan dirinya juga akan melihat sejauh mana idealisme calon DP Jatim melalui track recordnya selama ini.
“Kita akan mendengarkan jika ada masukan dari masyarakat terkait pendaftar DP Jatim,” terang Suko yang merupakan dosen Universitas Airlangga itu.
Sementara itu, Prof Zainudin Maliki menambahkan, ada tiga hal yang ingin dieksplorasi dari pendaftar saat tes wawancara. Diantaranya ialah pengetahuan tentang visi pendidikan, kepedulian terhadap dunia pendidikan dan komitmen terhadap dunia pendidikan.
“Beberapa waktu lalu ada pendaftar DP Jatim yang juga mendaftar KPID. Kemudia saat akan mengikuti tes dia izin karena bersamaan dengan itu ada tes KPID. Seperti ini jelas komitmennya rendah,” terang dia.
Dr Biyanto, merupakan salah satu pendaftar DP Jatim yang kemarin mendapat kesempatan interview pada hari pertama. Pihaknya mengaku mendapat sejumlah pertanyaan dari timsel. Salah satunya ialah terkait posisi DP Jatim sebagai partner pemerintah.
“DP Jatim ini bukan bagian dari pemerintah dan bukan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Sehingga sebisa mungkin harus ada di tengah,” kata dia.
Pihaknya mengaku, DP Jatim seharusnya bisa bermitra dengan pemerintah untuk melakukan akselerasi dalam pembangunan pendidikan di Jatim. Bukan sebaliknya, berhadap-hadapan dengan pemerintah memberikan kritik yang tidak sehat. [tam]

Tags: