Tim Sukses Jokowi Memprotes Alat Peraga KPU

photo3Surabaya, Bhirawa
Tim Kampanye Jokowi-Jusuf Kalla Jawa Timur memprotes pemasangan alat peraga KPU di beberapa daerah yang dinilai menjiplak dan berasosiasi dekat dengan salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden. Mereka juga mengeluhkan sikap Panitia Pengawas (Panwas) yang tidak berani bertindak terhadap operasi pembagian sembako dan uang kepada warga masyarakat.
“Di pertigaan Rejomulyo, Kota Madiun, kami menemukan alat peraga KPU yang menulis IndONEsia Memilih. Kita tahu, kata IndONEsia dipakai sebagai ikon oleh pasangan nomer urut satu. Kenapa tidak ditulis normal dengan kata “Indonesia” saja?” kata Didik Prasetyono, Bidang Penggalangan Pemilh Tim Kampanye Jokowi-Jusuf Kalla Jawa Timur, dalam siaran persnya, Senin (6/7).
Di Kota Kediri, Tim Kampanye Jojkowi-Jusuf Kalla juga menemukan bertebaran spanduk KPU yang bertuliskan “SATU SUARA UNTUK PERUBAHAN, dimana kata “Satu Suara” ditulis dengan tinta merah. Didik mengritik pemakaian kalimat itu yang tidak menunjukkan netralitas KPU.
“Apakah tidak bisa disusun kalimat lain, yang kreatif, yang netral dan bisa diterima semua pihak termasuk kedua pasangan calon presiden-wakil presiden,” kata Didik. Ia juga menujukkan di Trenggalek juga bermunculan alat peraga KPU yang memasang gambar pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, dimana keduanya memakai jas hitam dan kopiah.
“Gambar tersebut bukan seperti yang tercantum resmi di kertas suara, dimana Calon Presiden Joko Widodo memakai baju kotak-kotak tanpa peci, dan Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla memakai baju putih juga tanpa peci. Sebagai alat sosialisasi kepada masyarakat, mestinya KPU memberikan pesan yang benar,” kata Didik.
Tim Kampanye Jokowi-Jusuf Kalla juga menemukan ketidakberanian Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk menindak operasi khusus pembagian sembako kepada warga masyarakat, yang diikuti anjuran untuk memilih pasangan calon tertentu.
“Di kampung-kampung Kota Surabaya, masyarakat ramai membicarakan operasi bagi-bagi sembako. Du Sukomanunggal, kami melaporkan kepada Panwascam, tetapi tidak diterima. Modusnya, pembagian zakat,” kata Whisnu Sakti Buana, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya. [cty]

Tags: