Timbun BBM, Polres Siap Tindak Tegas

6-FOTO OPEN htn-habsi2Blitar, Bhirawa
Langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Blitar mulai jenis Premium, Pertamax, Solar maupun Solar Dex, jajaran Polres Blitar mulai melakukan antisipasi dengan melakukan tindakan tegas kepada siapa saja para penimbunan BBM.
Hal itu ditegaskan langsung oleh Kapolres Blitar, AKBP Indarto. Ia mengatakan telah mengintruksikan jajaran Kepolisian untuk mengamankan semua SPBU yang terjadi antrian dengan Mobil Patroli dan menempatkan minmal 3 orang petugas Kepolisian. “Hal ini dilakukan sebagi langkah antisipasi adanya kerusuhan antara masyarakat yang sedang mengantri atau antara masyarakat dengan pemilik SPBU,” kata AKBP Indarto.
Selain itu pihaknya juga  melakukan tindakan antisipasi maraknya penimbunan bahan bakar bersubsidi oleh oknum yang ingin mencari keuntungan  saat Pemerintah memberikan keputusan kebijakan untuk membatasi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Bahkan  pihaknya juga melakukan pengawasan secara ketat pada sejumlah industri yang berpotensi menimbun BBM. “Jika ditemukan ada yang menimbun BBM kami akan mengambil tidakan secara tegas sesuai dengan undang-undang,” tegasnya.
Sementara berdasarkan pantauan  di lapangan banyak pedagang eceran premium maupun solar yang sudah tidak berdagang lagi karena kesulitan untuk mendapatkan BBM di SPBU. Bahkan banyak masyarakat mengeluhkan kesulitan mendapatkan premium bersibsudi karena banyak SPBU dan pedagang eceran yang tidak menjual, kalaupun ada  harganya sudah mencapai lebih dari Rp 8.000,- per liternya untuk premium yang harganya resmi sebesar Rp 6.500,- sebagai BBM bersubsidi.
Kediri Krisis
Sementara itu, pengurangan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubdisi oleh pemerintah sejak sepekan terakhir ini terus menuai dampak. Sudah 3 hari  di  Kota K ediri  terjadi antrean panjang pembeli solar dan premium di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di Kota Kediri.
Dari pantauan terlihat puluhan truk yang tengah mengantre untuk dapat membeli BBM  jenis solar subsidi terjadi di SPBU  Desa  Tambi Bendo Kecamatan Mojom, Kbupaten kediri  sejak dini hari,  truk-truk terlihat
mengular ke jalan raya hingga mencapai 1 kilometer dari SPBU.
“Seharusnya pembatasan pembelian solar yang diberlakukan mendadak sebab kebutuhan khusus untuk truk angkutan umum  seharusnya tidak dibatasi karena ini ber akibat sopir kebingungan untuk mencari tambahan solar sebagai bahan bakar,” kata Andik salah Sopir truk.
Selain itu, juga terjadi antrean ratusan jurigen dan pengendara sepeda motor yang akan membeli Premium bersubsidi , namun pembelian  mereka dibatasi oleh pihak SPBU, untuk pembeli solar ,maksimal hanya Rp 100 ribu rupiah  sedangkan pembeli premium Rp 150 ribu pembatasan ini berlaku baik pembeli truk maupun pembeli jurigen. “Hanya di perboleh kan  Rp 100 ribu rupiah  sedangkan pembeli premium Rp 150 ribu ” kata Iwan salah satu penjual bensin eceran.
Bojonegoro Aman
Sementara itu, meski ada pengurangan, namun pasokan bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Bojonegoro, masih belum terjadi antrian.Polis belum. Menurut Iksan, petugas SPBU Desa Ngrowo di Jalan Sawunggaling, Kota Bojonegoro, sejak diberlakukannya pembatasan penjualan solar bersubsidi pada awal Agustus lalu, pasokan BBM yang diterima SPBU memang dikurangi. Jika biasanya sebesar 24.000 liter, turun menjadi 16.000 liter. “Hingga saat ini pasokan lancar meski jatah dikurangi,” ungkap Iksan kepada Bhirawa, Rabu (27/8) kemarin.
Pengurangan itu, dikarenakan adanya pembatasan BBM bersubsidi dari pusat. Terutama, untuk solar bersubsidi dibatasi dengan diganti dengan solar dex. Dengan adanya pengurangan ini, jika biasanya BBM habis pada pukul 17.00 WIB, sekarang waktunya lebih awal. “Ya, kadang siang hari telat datang beberapa saat saja,” imbuhnya.
Kecepatan kiriman datang, lanjut dia, dikarenakan keberadaan SPBU dekat dengan Depot Pertamina di Kabupaten Bojonegoro. Sehingga, jarak tempuh yang dekat antara SPBU dengan Depot menjadikan waktu yang diperlukan armada mobil tangki pengangkut BBM tidak terlalu lama.
Sementara untuk mencegah terjadinya penimbunan solar yang dilakukan konsumen sehubungan dicabutnya solar bersubsidi per 4 Agustus 2014, jajaran Polres Bojonegoro siap mengamankan seluruh SPBU yang ada di Kota Ledre. “Hasil pengecekan di lapangan belum ada antrean dan kelangkaan atau kekurangan pasokan BBM, sehingga kami hanya memantau saja dulu,”  kata Kapolres Bojonegoro, AKBP Ady Wibowo.
Kapolres sudah melakukan monitoring di 17 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di Bojonegoro. Hanya kuotanya saja dikurangi tapi pasokannya lancar. Sehingga masyarakat tidak perlu panik, apalagi konsumsi solar di Bojonegoro tidak terlalu signifikan, seperti pemakaian bensin.
Kendati tidak menerjunkan personel untuk pengamanan di SPBU, Kapolres tetap menginstruksikan kepada jajaran kepolisian yang ada diwilayah ini untuk mengawal, memantau dan pengamankan seluruh SPBU yang ada diwilayah masing-masing.
“Seluruh petugas, mulai dari polres hingga polsek tetap disiagakan terutama pengawalan, pemantau guna mencegah pembelian solar secara berulang-ulang dengan mengawasi setiap kendaraan yang dimodifikasi maupun yang membawa jeriken penampung solar di kendaraannya,” pungkasnya. [htn,mb2,bas]

Keterangan Foto : Tampak salah satu SPBU di jalan Tanjung Kota Blitar kehabisan semua jenis Bahan Bakar Minyak yang berdampak pada kelangkaan BBM di Blitar. {Hartono/Bhirawa]

Rate this article!
Tags: