Timnas U-19 Mengecewakan

unnamedTimnas U-19 (sebagai duta Indonesia), berturut-turut tampil mengecewakan pada even Hassanal Bolkiah Cup 2014 di Brunei. Tiga kali kalah dan sekali serie, nyaris mustahil bisa melaju ke babak 4 besar. Ini menandakan bahwa Timnas U-19 masih perlu banyak memperbaiki diri pada segala lini (depan, tengah, bek, sampai penjaga gawang). Padahal target utama lolos sebagai 4 besar pada Piala Asia U-19 di Myanmar, sudah sangat dekat (bulan Oktober ini).
Apa yang akan dilakukan coach Indra Sjafrie? Ternyata, PR (pekerjaan rumah) pelatih sangat banyak. Selama ini seolah-olah belum kentara benar kekurangannya. Tetapi ketika dikalahkan Myanmar (1-2) pada ujicoba internasional) timnas U-19, seharusnya cukup menjadi warning. Bagaimana jika diadu dengan timnas Jepang, China, atau Korsel? Tentu makin miris. Tetapi tim-tim terkuat Asia harus dihadapi pada Piala Asia Oktober (2014) mendatang.
Timnas U-19 berturut-turut kalah dengan skor 1-3 dari Brunei di stadion utama, (Senin 11 Agustus 2013). Lalu kalah dari Vietnam dengan yang sama, dua hari kemudian. Berarti ini kekalahan Indra Sjafire yang kedua kali oleh Vietnam. Sebelumnya di babak penyisihan grup Piala AFF (14 September 2013), timnas U-19 kalah 1-2. Menilik performa U-19 ini, mustahil Indonesia membawa pulang tropi juara seperti tahun 2002.
Pupus sudah pengharapan mengasah timnas U-19 pada ajang terdekat, dengan lawan-lawan terdekat pula. Hassanal Bolkiah Thropy sebenarnya sebagai dijadikan pengganti ujicoba riil internasional, dengan lawan-lawan yang riil. Semula timnas U-19 akan diikutikan dalam turnamen L’Alcúdia International Under-20 Football Tournament (COTIF) di Valencia, Spanyol. Tim lawan dianggap kurang riil (jika tujuannya Piala Asia U-19 di Myanmar, Oktober 2014 ini).
Piala Hassanal Bolkiah merupakan turnamen sepakbola untuk pemuda di Asia Tenggara. Ajang itu dibuka untuk pemain sepakbola dari negara anggota ASEAN di bawah usia 21 tahun. Turnamen ini diselenggarakan oleh Asosiasi Sepakbola Brunei Darussalam bekerjasama dengan Federasi Sepakbola ASEAN. Sesuai namanya, negara Brunei selalu menjadi tuan-rumah. Tahun (2014) ini penyelenggaraan ke-5.
Hassanal Bolkiah Thropy, pertama kali diselenggarakan pada tahun 2002, Indonesia keluar sebagai juara. Saat itu (26 Agustus 2002) Indonesia mengalahkan Thailand, dengan skor 2-0. Tetapi pada kejuaraan yang sama tahun 2005, Thailand menjadi juara setelah mengalahkan Myanmar dengan skor 3-0. Tahun 2007, final tahun 2005 terulang. Tetapi Thailand kembali membawa pulang tropi Hassanal Bolkiah, setelah menundukkan Myanmar melalui adu penalti berakhir 5-4.
Pada penyelenggaraan keempat (2012), tuan rumah mulai “unjuk gigi.”  Dalam final (9 Maret 2012), Brunei berhasil mengalahkan Indonesia. Myanmar menduduki posisi ketiga, dan striker-nya, Kyaw Zayar-win, menjadi top scorrer (6 gol). Artinya, pemain sepakbola yunior Myanmar terus meraih prestasi tingkat Asia Tenggara (ASEAN) selama 10 tahun terakhir. Maka Myanmar sebagai tuan-rumah wajib diwaspadai.
Lebih lagi, timnas yunior negari tetangga mulai menunjukkan peningkatan performa. Kamboja misalnya, tidak lagi disebut tim underdog, dan terbukti mengalahkan timnas U-19 pada Piala Hassanal Bolkiah. Tugas Indra Sjafrie semakin berat. Skuad anak asuhnya belum cukup bagus. Banyak yang harus diasah, antaralaian kualitas individual serta mental bertanding. Juga ketrampilan perebutan bola serta finishing, termasuk kecerdasan kiper. Selain itu, Indra Sjafrie harus memiliki catatan setiap pemain lawan.
Dengan catatan itu seorang coach bisa menentukan siapa melawan siapa secara head to head. Ingat, lolosnya timnas U-19 Piala Asia, terjadi melalui drama adu penalti melawan Korea Selatan. Andai saat itu tidak hujan, timnas U-19 sulit memenangi pertandingan. Apakah BTN harus mulai membentuk timnas baru dengan pelatih baru?

————- 000 —————–

Rate this article!
Timnas U-19 Mengecewakan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: