Tingginya Survei Calon Incumbent Tak Jamin Menang

Pilkada (333333333)PD Jatim, Bhirawa
Tingginya tingkat popularitas dan elektabilitas calon incumbent di Pilkada (Pemilukada) Surabaya, bagi partai Demokrat bukan jaminan calon incumbent akan memenangkan pertarungan. Karena tidak sedikit masyarakat Surabaya yang menginginkan perubahan.
Bendahara DPD Partai Demokrat Jatim Achmad Iskandar menegaskan tingkat popularitas calon incumbent di Pilkada Surabaya memang tidak diragukan lagi. Tapi tidak sedikit masyarakat yang ingin perubahan dan banyak masyarakat yang tahu dan paham dengan kepemimpinan Risma yang tidak pernah bisa berjalan bersama dengan pihak-pihak terkait dalam memimpin Surabaya.
“Salah satu fakta kepemimpinan Risma selalu tidak harmonis adalah perpecahan Risma dengan Bambang DH, mantan Wakil Wali Kota Surabaya sebelum Whisnu Sakti Buana. Bahkan hal yang sama terjadi saat Risma memimpin Surabaya bersama Whisnu Sakti, mereka sangat jarang bisa berjalan bersama selama memimpin. Bahkan seringkali berbeda pendapat dan sekarang mereka bersama maju dalam Pilkada Surabaya, itu pasti karena tuntutan partai bukan karena kelogowoan Risma,” ungkap politisi yang duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Jatim ini, Minggu (4/10).
Iskandar menambahkan, belum lagi ketidakharmonisan Risma dengan DPRD Kota Surabaya. Berbagai hal itu menjadi fakta kalau calon incumbent selama memimpin tidak mengutamakan kebersamaan dengan berbagai pihak terkait. Padahal jalannya pemerintahan bisa kondusif dan tidak saling menyalahkan itu harus mengedepankan keharmonisan dan kebersamaan antar instansi maupun lembaga terkait. Dia optimistis Rasiyo-Lucy yang telah meluncurkan jargon Surabaya Move On akan membawa perubahan dalam memimpin Surabaya jika dipercaya masyarakat Surabaya.
“Jika pemerintah bisa stabil, dinamis dan tidak senang bertengkar di internal pemerintahan maka masyarakat akan lebih terjamin kesejahteraannya dan programnya tidak menemui permasalahan. Dan pasangan Rasiyo-Lucy jika terpilih akan mengedepankan kebersamaan dalam memimpin Surabaya. Sehingga perpecahan di internal pemerintahan tidak akan terjadi,” tegasnya.
Sebelumnya Lucy mengatakan dia beserta Rasiyo akan terus berusaha mengejar ketertinggalan elektabilitas dan popularitas dari pasangan incumbent Risma – Whisnu.”Hasil survei internal partai, (elektabilitas) masih 37 persen. Tapi saya masih belum cek lagi,” ?kata Lucy di Surabaya beberapa waktu lalu.
Lucy mengatakan, dengan waktu yang mepet ini, dia optimistis mampu mengejar semua ketertinggalan dari Risma-Whisnu itu hingga persentasinya mencapai selisih angka yang tipis.”Paling tidak, selisihnya mencapai 3 persen,” imbuh Lucy yang didukung Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Dan strateginya beserta pasangan untuk meraih elektabilitas tinggi akan diaplikasikannya bersama visi dan misinya. Salah satu dari visi dan misinya adalah membangun Surabaya mulai dari bagian pinggiran kota.

DPT Menyusut
Sementara itu Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2015 telah ditetapkan oleh KPU Kota Surabaya. Jumlah DPT sebanyak 2.034.307 pemilih atau menyusut 34.939 pemilih dari Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang direkap pada September 2015 sebanyak 2.069.246. Dalam DPT itu juga didominasi pemilih perempuan dengan rincian pemilih laki-laki 994.026 dan pemilih perempuan 1.040.281.
Komisioner KPU Kota Surabaya Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Nurul Amalia mengatakan, penyusutan jumlah pemilih ini disebabkan banyak faktor. Antara lainnya meninggal dunia, pindah domisili, dan lain sebagainya.
“Yang dicoret itu karena hasil koreksi di lapangan saat coklit. Ada yang dicari rumahnya gak ada dan orangnya juga gak ada. Ada juga yang sudah meninggal,” katanya saat dikonfirmasi Bhirawa, Minggu (4/10) kemarin.
Nurul menegaskan, untuk DPT setelah ditetapkan sifatnya permanen alias tidak bisa berubah lagi. “DPT paten tidak bisa berubah. Tinggal kita umumkan di TPS dan di kelurahan-kelurahan,” tambahnya.
Jika nanti sudah diumumkan, maka masyarakat bisa mengecek secara betul apakah sudah masuk dalam DPT tersebut. Bila setelah sosialisasi ini ternyata ada pemilih yang benar-benar belum masuk, maka KPU mengakomodir dengan memasukkan ke DPT tambahan.
“Ada DPTB 1 waktunya tidak sekarang. Nanti setelah DPT ini diumumkan diharapkan masyarakat ngecek betul. Baru jika dicek ternyata tidak masuk maka nanti ada DPT tambahan,” imbuhnya.
Untuk masyarakat ber-KTP Surabaya tapi tinggal atau bekerja di luar kota, maka itu tergantung coklit di lapangan. “Apakah dimungkinkan dia memilih saat dicoklit kemarin. Kalau keluarganya bisa memastikan untuk bisa memilih maka kita data. Tapi kalau keluarganya bilang tidak usah didata maka kita coret,” pungkasnya. [cty, geh]

Tags: