Tingkat Fertilitas Penduduk Jatim Menurun Dalam Lima Dekade Terakhir

Pemprov Jatim, Bhirawa
Tingkat fertilitas di Provinsi Jawa Timur hasil Sensus Penduduk 1971 sampai Long Form SP2020 (LF SP2020) nampak menurun dalam lima dekade terakhir. Hal itu disampaikan Fungsional Statistisi Ahli Madya, Drs Sunaryo MSi saat menyampaikan rilis, Senin (30/1).

Disampaikannya, Sensus Penduduk 1971 mencatat angka TFR sebesar 4,72 yang berarti seorang perempuan di Provinsi Jawa Timur melahirkan sekitar 4-5 anak selama masa reproduksinya. Sementara itu, Long Form SP2020 mencatat TFR sebesar 1,98 yang berarti hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan perempuan di Provinsi Jawa Timur selama masa reproduksinya.

“Tingkat fertilitas di Provinsi Jawa Timur sudah berada di bawah Replacement Level, yang dalam hal ini ditandai dengan TFR di bawah 2,1 sejak SP2000 hingga LF SP2020, ” kata Sunaryo.

Sebagaimana diketahui, TFR adalah jumlah dari angka kelahiran menurut kelompok umur dan merupakan ringkasan ukuran dari tingkat fertilitas. Angka ini menggambarkan rata-rata jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya.

Angka kelahiran menurut kelompok umur tertentu (Age Spesific Fertility Rate atau ASFR) untuk periode tiga tahun terakhir sebelum LF SP2020 disajikan menunjukkan banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur tertentu per 1.000 perempuan pada kelompok umur tersebut.

Grafik ASFR berbentuk seperti U terbalik, yang artinya pada kelompok usia muda anak yang dilahirkan rendah, semakin bertambah umur semakin banyak, dan puncaknya pada perempuan umur 25-29 tahun, kemudian setelah kelompok umur tersebut anak yang dilahirkan mengalami penurunan.

Puncak ASFR di Provinsi Jawa Timur terletak pada Wanita umur 25-29 tahun. Terdapat sekitar 113 kelahiran dari setiap 1.000 perempuan umur 25-29 tahun. Angka kelahiran sekitar 31 kelahiran diantara 1.000 perempuan umur 15-19 tahun.

Kemudian, angka kelahiran meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 101-102 kelahiran per 1.000 perempuan umur 20-24 tahun lalu mencapai puncaknya pada kelompok umur 25-29 tahun. Pada kelompok umur selanjutnya, angka kelahiran menurun hingga sebesar 2 kelahiran per 1.000 perempuan umur 45-49 tahun.

ASFR 15-19 tahun merupakan indikator untuk melihat tingkat kelahiran pada remaja putri usia 15-19 tahun. Tingginya ASFR 15-19 tahun akan berdampak pada tingginya resiko kematian ibu saat melahirkan atau kematian bayi baru lahir.

Dalam lima dekade terakhir terjadi penurunan kelahiran remaja (ASFR 15-19 tahun) yang cukup tajam di Provinsi Jawa Timur, yaitu dari 149 hasil SP1971 menjadi 31,34 hasil LF SP2020. Penurunan angka kelahiran pada kelompok usia remaja ini seiring dengan semakin meningkatnya rata-rata usia kawin pertama akibat dari semakin meningkatnya partisipasi perempuan bekerja ataupun menempuh pendidikan.

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate atau CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1.000 penduduk padapertengahan tahun yang sama. Hasil Long Form SP2020 mencatat CBR sebesar 14,62. Artinya, terdapat 14- 15 kelahiran hidup diantara 1.000 penduduk di Provinsi Jawa Timur. [rac.gat]

Tags: