Tingkat Kemiskinan Jatim Menurun

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim merilis, selama periode September 2017 – Maret 2018, persentase penduduk miskin Jatim mengalami penurunan sebesar 0,22 poin persen, yaitu dari 11,20 persen pada September 2017 menjadi 10,98 persen pada Maret 2018.
Penurunan selama satu semester tersebut ditunjukkan dengan turunnya jumlah penduduk miskin sebesar 72,68 ribu jiwa yang semula berjumlah 4.405,27 ribu jiwa pada September 2017 menjadi 4.332,59 ribu jiwa pada Maret 2018.
Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono mengatakan, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 74,24 persen, sedikit meningkat dibandingkan kondisi September 2017 yaitu sebesar 73,96 persen.
Berdasarkan komoditas makanan, ada tujuh komoditas yang secara persentase memberikan kontribusi yang cukup besar pada garis kemiskinan makanan yaitu beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, tahu, tempe, dan daging ayam ras. “Komposisi tersebut terjadi pada semua wilayah baik di perdesaan maupun perkotaan,” ujarnya, kemarin.
Dijelaskannya juga, jika ditinjau secara daerah kota dan desa, selama periode September 2017 – Maret 2018 penurunan persentase penduduk miskin terjadi di perkotaan (turun 0,07 poin persen) dan di perdesaan (turun 0,28 poin persen).
Menurutnya, ada beberapa faktor yang terkait dengan penurunan persentase penduduk miskin antara lain adalah, selama periode September 2017-Maret 2018 terjadi inflasi umum sebesar 1,78 persen.
Selain itu, selama periode September 2017-Maret 2018 beberapa komoditi makanan mengalami perubahan indeks harga konsumen (IHK), yaitu komoditi beras mengalami kenaikan 11,42 persen, penurunan indeks terjadi pada komoditi gula pasir, tahu mentah dan tempe mentah.
“Sedangkan indeks upah buruh tanaman pangan mengalami kenaikan sebesar 5,51 persen, yaitu dari 136,91 pada September 2017 menjadi 144,46 pada Maret 2018,” katanya.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 7,13 persen turun menjadi 7,06 persen pada Maret 2018. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 15,58 persen turun menjadi 15,30 persen pada Maret 2018.
Selama periode September 2017 – Maret 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 2,16 ribu jiwa (dari 1.455,45 ribu jiwa pada September 2017 menjadi 1.457,61 ribu jiwa pada Maret 2018), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 74,85 ribu jiwa (dari 2.949,82 ribu jiwa pada September 2017 menjadi 2.874,97 ribu jiwa pada Maret 2018). [rac]

Rate this article!
Tags: