Tingkatkan Akses Pendidikan Tinggi, Kemdikbud Ristek Gelar Bimtek RPL

Plt Dikti Ristek, Sri Gunani Pratiwi dalam sosialisasi Bimtek RPL

Surabaya, Bhirawa
Kemdikbud Ristek tawarkan Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) kepada masyarakat luas. Program ini untuk meningkatkan accessibility untuk belajar ke Perguruan Tinggi (PT) sekaligus menaikkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi. Dalam sosialisasi ini, Ditjen Dikti Ristek menggelar acara Bimbingan Teknis (Bimtek) di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
“Kami perlu menegaskan Program RPL ini jangan disalahartikan sebagai jalur cepat untuk memperoleh ijazah. Program ini merupakan program pengakuan dari pengalaman seseorang untuk diakui sebagai proses untuk memperoleh ijazah,” ujar Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Dikti Ristek, Dr Ir Sri Gunani Pratiwi, Senin (15/8).
Menurut Sri Gunani, Program RPL program pengakuan kompetensi hasil belajar dari pembelajaran non formal, informal dan pengalaman kerja ke capaian hasil belajar pembelajaran formal, berupa pembebasan sejumlah mata kuliah atau perolehan Satuan Kredit Semester (SKS) untuk melanjutkan studi di PT.
“Melalui RPL memang kuliah bisa lebih cepat dan biaya lebih murah, karena seseorang yang akan mengikuti kuliah tidak dari nol, tapi dari pengalamannya yang diakui ke dalam SKS,” katanya.
Tahun lalu, Kementerian sudah menugaskan beberapa PT untuk menjalankan RPL, tahun ini dengan telah dikeluarkannya Peraturan Dirjen untuk Penyelenggaraan RPL, maka kami menawarkan lebih masif lagi kepada semua perguruan tinggi, tentu dengan aturan-aturan yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
“Inilah kenapa kami melakukan Bimtek yang diikuti oleh semua perguruan tinggi yang berminat untuk menjalankan RPL,” katanya.
Menurut Sri Gunani, Program RPL sudah disiapkan sejak lama, sejak tahun 2012 diikuti dengan landasan hukum Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan Peraturan Dirjen.
“Jadi ini sudah sejak lama digodok dan diuji cobakan di beberapa perguruan tinggi, tahun ini akan dilakukan secara masif. Tujuannya selain membuka akses seluas-luasnya ke masyarakat untuk masuk ke PT juga dalam upaya meningkatkan APK PT.
Sementara, Rektor Unusa, Prof Ir Achamd Jazidie MEng menambahkan, karena jauh sebelum penunjukan tahun lalu untuk penyelenggaraan RPL di tiga Prodi, Unusa sudah pernah melakukan di tahun sekitar 1980-an untuk lulusan SPK ke pengakuan D3 Bidan dari Kemnkes waktu itu, maka rasanya tidak ada kendala jika kami membuka RPL untuk Prodi yang lain.
“Kami berencana menyiapkan tambahan enam Prodi baru untuk RPL selain tiga prodi yang sudah dijalankan tahun lalu yaitu, S1 Keperawatan, S1 Gizi dan S1 Pendidikan PAUD. Jadi tahun ini kami total menyiapkan membuka Sembilan Prodi untuk RPL dengan tiga yang sudah berjalan setahuin sebelumnya,” katanya.
Lima Prodi baru yang akan disipakan masing-masing Prodi PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris, Manajemen, Akuntansi, Sistem Informasi, dan D4 Analis Kesehatan.
Jazidie menyambut baik pelaksanaan Program RPL ini, selain untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk kuliah dan meningkatkan APK Pendidikan tinggi, juga ada beberapa peraturan yang melalui keputusan di tingkat kementerian mensyaratkan harus lulusan S1.
“Di kebidanan dan keperawat sekarang peraturan kementerian kesehatan sudah mewajibkan tenaga kerja di bidang itu lulusan S1, sementara di beberapa tempat masih banyak yang lulusan D3 atau bahkan D1 dan D2. Mereka akan dikemanakan jika tidak ada jalur RRL,” katanya.
Melalui jalur RPL ini maka praktik multi exit, multi entry akan berjalan sekaligus pengakuan terhadap dunia kerja, sehingga link and mach atau ketaut suaian bisa berjalan, antara diunia kerja dan dunia industri. [ina.fen]

Tags: