Tingkatkan Budaya Literasi, Ajak Wali Murid dan Siswa Membaca

Siswa-siswi SDN Karanganyar 2 Malang tengah serius membaca buku yang mereka suka.

Malang, Bhirawa
Diaturnya gerakan literasi dalam Permendikbud nomor 23 tahun 2015, sudah seharusnya digalakkan oleh sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Namun sayangnya, hal itu tidak diikuti oleh sekolah-sekolah yang berlokasi di pedalaman Indonesia.
Misalnya, di Jawa Timur sendiri, tepatnya di SDN Karanganyar I dan II desa Karanganyar kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang menjadikan perpustakaan sebagai gudang buku. Hal tersebut pada akhirnya membuat keprihatinan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Terpadu 2018 Universitas Negeri Malang (UM) mengubah wajah gudang buku menjadi wajah perpustakaan yang semestinya. Dijelaskan ketua divisi pendidikan, Ratih Asmarani bahwa ke dua SD tersebut (SDN Karanganyar I dan II, red) mempunyai perpustakaan yang tak layak untuk mendukung gerakan literasi. Sisi lain, sekolah tidak mempunyai tenaga perpustakaan yang kompeten dalam mengelola perpustakaan.
“Keduanya mempunyai perpustakaan namun tidak digunakan sebagaimana mestinya. Hanya di jadikan gudang buku saja. Selain itu, gerakan literasi pada K13hingga saat ini belum diterapkan oleh keduanya” Ungkap Ratih Asmarani.
Untuk menjadikannya sebagai tempat pendukung gerakan literasi, lanjut dia, pihaknya melakukan penataan ulang buku perpustakaan, pemberian label pada rak buku sesuai dengan jenisnya, pembuatan daftar hadir pengunjung, pembuatan kartu peminjaman dan slogan motivasi untuk meningkatkan baca siswa. Maka dari itu, pihaknya bersama ke dua rekannya Pendi Setia dan Eka Fauziah berinisiatif melakukan pelatihan dan sosialisasi pengelolaan perpustakaan.
Di samping itu, tambah dia, dalam mewujudkan gerakan literasi pihaknya mengadakan gerakan membaca bagi siswa dan orangtua murid pada kedua sekolah tersebut. “Kami juga sasar gerakan literasi ini kepada wali murid yang sedang menunggu anaknya di sekolah. Agar mereka paham pentingnya membaca dan mencintai buku” paparnya.
Mahasiswa PGSD semester enam ini menilai jika pentingnya budaya literasi merupakan salah satu kunci kemajuan bangsa. oleh karenanya sudah seharusnya budaya literasi di tanamkan dalam diri anak-anak Indonesia. “Kalau mereka sudah terbiasa membaca, maka secara otomatis mereka mencintai buku dan bergantung pada buku” tambah dia.
Lebih lanjut, sebagai apresasi yang diberikan tim KKN pendidikan atas budaya literasi yang mulai digalakkan, pihaknya juga mengadakan lomba baca puisi untuk internal sekolah. Diungkapkan salah satu anggota KKN divisi pendidikan Eka Fauziah pemberian apresiasi tersebut dimaksudkan agar para siswa lebih giat untuk mengunjungu perpustakaan sebagai salah satu penanaman budaya membaca. “Berfungsinya kembali perpustakaan sekolah ini, kami menaruh harap agar siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih luas sebagai bekal di masa depan” harapanya.
Tanggapan positif juga di utarakan salah satu guru SDN Karanganyar I, Yuli. Di mana ia memberikan apresiasi terhadap mahasiswa KKN pendidikan yang telah menanamkan budaya literasi kepada siswanya.
“Dengan di bershkannya dan ditata kembali perpustaka ini, tentu dapat meningkatkan minat baca siswa lagi. Kebetulan kegiatan semacam ini masih jarang dilakukan, meskipun setiap tahunnya ada tim KKN” terangnya. [ina]

Tags: