Tingkatkan Derajat Lewat Peringatan Hari Ibu

Ketua GOW Bojonegoro, Ibu Mahfudhoh Suyoto sedang bertanya kepad peserta pelatihan membuat souvenir berbahan handuk yang dikhususkan untuk kaum ibu di Kabupaten Bojonegoro.

Ketua GOW Bojonegoro, Ibu Mahfudhoh Suyoto sedang bertanya kepad peserta pelatihan membuat souvenir berbahan handuk yang dikhususkan untuk kaum ibu di Kabupaten Bojonegoro.

Bojonegoro, Bhirawa
Banyak cara dilakukan untuk memperingati hari ibu, mulai sekedar memasang status di media sosial, sampai langkah nyata melakukan kegiatan sosial dan aneka kegiatan lainnya. Namun bagi Gerakan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bojonegoro peringatan hari ibu ke 87 tahun 2015 dimaknai dengan cara yang mendidik yakni dengan menggelar pelatihan membuat souvenir berbahan handuk yang dikhususkan untuk kaum ibu di Kabupaten Bojonegoro.
Kegiatan berlangsung di gedung Pertemuan Kantor Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro, Selasa (22/12) dihadiri oleh Ketua GOW Bojonegoro, Ibu Mahfudhoh Suyoto, Ibu Siti Asminarti Setyo Hartono dan Ibu Ani Soehadi Moeljono.
Sementara itu, Ibu Mahfudhoh Suyoto, menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat berpotensi untuk menuju keluarga sejahtera, yakni dengan memberikan pelatihan kepada kaum ibu. “Melalui pelatihan dengan ketrampilan ini mereka bisa membantu ekonomi keluarga mereka,” ungkap Mahfudhoh Suyoto.
Kepada para peserta, secara khusus Ketua GOW menyampaikan pesan agar pelatihan ini diikuti dengan secara seksama.Kemudian diteruskan dengan memproduksi karya yang bagus dan memiliki daya beli. “Prinisip yang harus dipegang oleh seseorang yang tengah merintis usaha adalah menjaga kepercayaan dan kualitas produk yang dihasilkan.Sehingga akan diminati oleh konsumen,” jelasnya.
Di sisi lain, Mahfudhoh mengingatkan tentang beban berat yang diemban oleh seorang ibu baik dalam menjadi ibu rumah tangga, istri dan ibu bagi anak-anaknya. Peranan wanita ini tak bisa dipandang sebelah mata dan dianggap remeh.
Seperti kata pepatah, tegak dan runtuhnya nya negara bergantung wanita. Sedemikian vital perempuan dan kaum ibu untuk mencetak generasi yang memiliki wawasan dan kemampuan agar menjadi generasi penerus yang handal dan memiliki daya juang yang tinggi.
Sementara itu Ny Lely Priambodo selaku ketua penyelenggara menyampaikan bahwa salah satu hal terpenting adalah bagaimana meningkatkan derajat kaum ibu baik melalui pendidikan formal, non formal ataupun ketrampilan.
Seperti hari ini, GOW menyelenggarakan pelatihan membuat souvenir dengan berbahan handuk. Peserta,  saat ini diikuti sebanyak 57 orang. Kedepan GOW akan menyelenggarakan hal serupa namun dengan peserta yang berbeda dan pelatihan yang tak sama pula. Dengan adanya ketrampilan khusus kaum ibu diharapkan akan menambah pemasukan kaum ibu sendiri, ditengah menjalankan aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh putra dan putrinya.
1000 Mawar Kertas,
Sementara itu, berbagai cara dilakukan untuk mengekspresikan memerinhati hari ini. Ada yang ramai-ramai membuat status, memasang foto ibu dan ungkapan hati lainnya di media sosial. Ada juga yang membagi-bagikan bunga untuk ibu-ibu dan calon ibu yang kebetulan melintas di jalan.
Seperti yang dilakukan oleh sejumlah pelajat di Kabupaten Tuban yang melkukan aksi dalam peringatan hari ibu dengan cara membagikan membagikan sekitar 1.000 mawar kertas pada ibu-ibu pengunan jalan pada sejumlah titik jalan protokol di Bumi Wali Tuban sembari membeber spanduk bertulisan ‘Aku sadar, aku anakmu, dan kau ibuku’.
Seperti yang disampikan Sofi, koordinator aksi bahwa mawar merah muda untuk ibu tersebut sebagai wujud cinta dan ungkapan kasih anak pada ibunya. Setangkai mawar sangat tidak berarti dibanding jasa dan pengorbanan itu yang sangat besar. Namun, kesadaran sebagai anak, sehingga harus menghormati ibu sangat penting. ”Ini ungkapan cinta kami pada ibu-ibu kita,” kata pelajar salah satu SLTA di Tuban ini.
Menurut sofi, masyarakat juga harus mengerti dan tahu sejarah kenapa tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu. Hari ibu ditetapkan berawal dari digelarnya kongres perempuan Indonesia pada 22-25 Desember 1928 di Jogjakarta. Dan puncaknya, 22 Desember ditetapkan sebagai hari ibu saat kongres ketiga pada 1938 juga di Jogjakarta. ”Jadi, kita jadi tahu sejarahnya, sehingga tidak hanya merayakan, namun sejarahnya juga harus tahu,” terang Sofi.
Di tempat terpisah, Forum Anak (FA) Tuban di bawah dampingan Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR) Tuban, melakukan aksi damai di depan kantor Pemerintah Kabupaten Tuban dengan membawa poster dan lukisan penolakan kekerasan pada anak hasil karya mereka untuk dipasang pada seluruh kantor pemerintahan. “Sebanyak 32 poster ini merupakan pesan untuk memperingati kasus terhadap anak,” kata ketua FA Tuban, Erlina Afristia.
Erlina menambahkan, sejauh ini terdapat lebih dari 115 kasus kekerasan di Tuban. Di mana data tersebut dihimpun dari Polres Tuban, Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) dan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA).
“Oleh karena itu, kami minta ada perubahan SK forum anak yang kami rasa sudah karaten, kami juga memdesak supaya hasil poster dipasang dikantor bupati,Wakil, DPRD dan seluruh kantor dinas sebagai media kampanye pemahaman orang Pemkab dan masyarakat dalam memperangi korban kejahatan terutama seksual, serta  Perda no.13/2013 segera dirubah menyesuaikan perubahan UU perlindungan anak no 35 tahun 2014,” terang Erlina Afristia. [bas,hud]

Tags: