Tingkatkan Ekonomi Pemuda Blok Cepu dengan Budidaya Lele

Pemuda Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Kecamatan Kota Bojonegoro saat memanen ikan lele bantuan CSR JOB PPEJ.

Pemuda Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Kecamatan Kota Bojonegoro saat memanen ikan lele bantuan CSR JOB PPEJ.

Bojonegoro, Bhirawa
Alokasi dana Corporate Social Responsibility (CSR) Joint Operating Body Pertamina-PetroChina East Java (JOB PPEJ) di Kabupaten Bojonegoro mulai dirasakan manfaatnya oleh warga yang bermukim di kawasan ring pertama (I) operasi korporasi hulu migas.
Salah satu wujud alokasi dana CSR itu digunakan untuk budidaya lele. Saat ini warga sudah mulai memanen hasil budidaya ikan lele yang dikembangkan melalui program CSR yang diperuntukkan langsung kepada pelaksana program yakni masyarakat yang berada di wilayah pengeboran.
Seperti yang dialami M Ali Safi’i (24) dan sepupunya, Mashuri (35) yang merupakan salah satu kelompok pemuda yang ada di Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Kecamatan Kota Bojonegoro. Keduanya  tampak sumringah karena telah berhasil memanen ikan lele sebanyak 3,5 kuintal di 9 kolam pembesaran ikan lele dari 11 kolam yang  dimilikinya.
Menurutnya panen kemarin bukanlah yang pertama kalinya sebab pada Maret lalu, Safi’i juga panen ikan lele yang pertama sebanyak 1,7 kuintal. Keberhasilan pembenihan dan pembesaran ikan lele di sekitar tempat tinggalnya yang tak jauh dari wilayah operasi JOB PPEJ  itu dilakukan setelah ia memeroleh kucuran dana CSR JOB PPEJ.
“Januari 2015 lalu saya mengajukan proposal ke JOB PPEJ dan disetujui. Alhamdulillah kerjanya lancar sehingga sekarang sudah menghasilkan. Bahkan saya juga mendapatkan pengetahuan teknik  budidaya ikan lele, pencegahan dan pengobatan penyakit yang menyerang ikan lele,  serta banyak pengetahuan lainnya,” ungkap Safi’i, pemuda yang tinggal di Dusun Plosolanang, RT18/RW02, Desa Campurejo, Bojonegoro kepada Bhirawa kemarin.
Awalnya Safi’i mendapatkan bantuan bibit ikan lele sebanyak 20 ribu ekor dari JOB P-PEJ, selanjutnya bibit tersebut dibesarkan di tiga kolam miliknya. Namun ternyata banyak bibit ikan lele itu mati karena terserang penyakit. “Budidaya ikan lele gampang-gampang susah bagi yang belum berpengalaman,” ujarnya mengenal awal proses budidaya lele yang dilakukannya.
Namun ia memiliki resep tersendiri untuk mengatasi penyebab bibit ikan lele yang mati terserang penyakit. “Hanya dengan dikasih garam penyakit ikan lele hilang. Kalau beli obat itu yang mahal, di pasaran dijual sekitar Rp 800 ribu dan hanya bisa digunakan untuk dua kolam saja,” jelasnya.
Sementara itu selain menabur garam, ia juga memberi makanan khusus sebanyak tiga kali per hari  supaya daging lele bisa terasa lezat dan lele cepat tumbuh besar. “Pelet yang dicampur dengan keong mas, itu resepnya. Terbukti selama empat bulan berjalan kami sudah bisa menikmati hasil panen yang memuaskan. Dua kali panen yakni pada Maret dan April, hasilnya lumayan,” terangnya bersemangat.
Bahkan dari 11 kolam miliknya, Safi’i juga menyerahkan dua kolam miliknya untuk dikelola pemuda Desa Mlaten yang juga masuk wilayah kerja JOB PPEJ yakni Ali. Dia memeroleh bibit lele sebanyak 1.500 sampai 2 ribu ekor di setiap kolamnya. Dan dari jumlah tersebut hanya sekitar 5 persen ikan yang mati atau dimakan ikan lainnya.
“Saya berterima kasih kepada operator JOB PPEJ. Kami telah dibimbing karena mereka juga terus melakukan peninjauan langsung dan evaluasi,” ucapnya.
Sementara itu Public and Government Relation JOB PPEJ Trisunu mengatakan program CSR yang didesain dan dijalankan JOB PPEJ untuk warga di sekitar daerah operasi adalah untuk mendukung program Pemkab Bojonegoro  sebagai lumbung pangan dan energi negeri.
Sedangkan program CSR yang diberikan secara berkelanjutan ini supaya bisa meningkatkan perekonomian warga dan memunculkan berbagai industri kreatif dari para pemuda sekitar daerah operasi migas.
“Ini merupakan bentuk komitmen perusahaan kepada warga sekitar wilayah operasi, seperti usaha lele ini sekarang yang dikeluhkan adalah ketersediaan pakan. Untuk itu nanti akan kita desain program CSR untuk pelatihan pembuatan pakan sendiri dan memberikan bantuan alat pembuatannya,” ujarnya.
Sebelumnya manajemen JOB PPEJ telah memberikan bantuan pohon srikaya dan jambu jumbo yang sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh warga juga. Namun yang terpenting saat ini baginya adalah di mana program CSR selanjutnya diarahkan untuk ekonomi produktif, sehingga jika proyek sudah habis dan tak beroperasi masyarakat tetap bisa menikmati.  “Ekonomi kreatif dan produktif itu untuk pengembangan sosial pemuda,” ujarnya. [riq]

Tags: