
PKD dan Staf Panwascam di Bondowoso saat di latih bela negara. (Ihsan Kholil/Bhirawa)
Bawaslu Bondowoso menyisipkan pendidikan bela negara pada kegiatan Bimtek Peningkatan Kapasitas PKD yang dihelat di Hotel Ijen View, mulai Senin (14/3) hingga Jumat (17/3).
Hal yang demikian itu dilakukan guna memupuk loyalitas dan memperkuat rasa kecintaan Pengawas Kelurahan/Desa (PKD) seluruh kabupaten Bondowoso kepada bangsa.
Selain mendapatkan materi wajib soal pengawasan dari Komisioner Bawaslu, 177 Anggota PKD dari 16 Kecamatan yang tergabung di gelombang pertama.
Sedangkan untuk gelombang kedua ada 165 anggota PKD dan Staf Panwascam. Mereka semua dicekoki materi bela negara oleh pasukan pilihan dari Kodim 0822 Bondowoso.
Tak tanggung-tanggung, pelatih langsung mengambil alih kontrol jalannya kegiatan selama 3 hari hingga Rabu (15/3) mulai bangun pagi hingga tidur malam.
Didikan layaknya prajurit TNI diterapkan ketat kepada pasukan pengawas Pemilu. Seperti diberikan materi wawasan kebangsaan, pendidikan asah manajemen waktu, asah solidaritas antar sesama, asah mental serta penanaman loyalitas kepada korps.
Sementara materi peningkatan kapasitas diisi langsung oleh ke lima Komisioner Bawaslu meliputi nilai dasar pengawasan Pemilu, kewenangan dan kewajiban PKD, penanganan pelanggaran Pemilu dan materi wajib lainnya.
Pelatihan fisikpun juga dilakukan, seperti pelatihan baris berbaris hingga gerakan senam untuk menjaga kebugaran tubuh PKD yang senantiasa bekerja penuh waktu.
Koordinator Divisi SDM Organisasi Diklat Bawaslu Bondowoso, Ridwantoro, menegaskan, dibalutnya kegiatan peningkatan kapasitas pengawas kelurahan/desa dengan materi bela negara bertujuan untuk memperkuat integritas dan mental para PKD.
Menurutnya, integritas dan mental baja merupakan bekal utama yang harus tertanam kuat dalam jati diri PKD. Mengingat cobaan dan tantangan seperti intimidasi saat menjalankan tugas bisa saja terjadi kepada PKD.
“Karena PKD adalah ujung tombak yang suatu saat nanti bisa jadi di lapangan mengalami tekanan,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (15/3).
Dijelaskannya bahwa materi bela negara kami sisipkan berdasarkan diskusi sehingga dipandang perlu menamakan nilai-nilai nasionalisme dan nilai-nilai patriotisme kepada PKD.
“Agar bisa memunculkan integritas yang lebih baik lagi. Yang paling pas untuk mendefinisikan teori dan konsep adalah TNI,” pungkasnya. [san.gat]