Tingkatkan Kemampuan Siswa Multimedia

Pelajar SMP Muhammadiyah 17 Surabaya menerapkan sistem pembelajaran berbasis multimedia.

Surabaya, Bhirawa
Proses belajar mengajar yang terintegrasi dengan perkembangan teknologi adalah keniscayaan. Sekolah, memiliki beragam cara agar teknologi dapat dikuasai para siswanya dengan efektif dan efisien. Seperti yang telah berjalan di SMP Muhammadiyah 17 Surabaya.
Kepala SMPM 17 Surabaya Azam Nuri mengungkapkan, sekolahnya memiliki dua keunggulan di bidang multimedia. Pembelajaran berbasis multimedia ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa di bidang teknologi. Setiap siswa, bahkan memiliki kewajiban untuk memiliki sebuah project di bidang multimedia, seperti robotik di setiap semesternya.
“Kedepan, perkembangan digital semakin pesat oleh karena itu kita harus terus menjawab tantangan tersebut” Ungkap Azam Nuri.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, umumnya sekolah jenjang SMP belum terfokus pada pembelajaran berbasis multimedia, khususnya untuk sekolah SMP swasta. Selain itu, SMPM 17 juga menawarkan materi conversation pada pembelajarannya. Untuk materi conversationnya, lebih lanjut Azam menambahkan bahwa materi tersebut tidak dijadikan satu dengan model pembelajarannya, melainkan tercantum dalam muatan lokal yang mempunyai modulnya sendiri.
“Modul tersebut di desain untuk mempermudah siswa belajar cepat bahasa inggris” papar Sidoarjo, 8 Februari 1984 ini saat ditemui Bhirawa di SMPM 17 Surabaya.
Kepala urusan Kesiswaan Bayu Agung Cahyono menambahkan, pembelajaran multimedia yang ditawarkan adalah berbasis projek. Dia memaparkan bahwa pembelajaran multimedia berbasis projek tersebut dimaksudkan agar siswanya mampu “berbuat sesuatu” untuk dirinya dalam meng-upgrade kemampuan Information and Technology (IT), terutama untuk multimedia.
“Anak-anak kita sudah bisa membuat aplikasi sendiri, seperti blog, desain web, robotic, film indie, desain grafis dan sebagainya”. Ungkapnya.
Laki-laki kelahiran Surabaya ini menjelaskan, jika presentase pembelajaran di sekolahnya adalah 60 persen multimedia dan 40 persen pembelajaran konvesional. Dengan presentase yang seperti itu, diharapkan siswa mempunyai kemampuan yang cukup bagus di bidang IT ketika sudah lulus SMP.
“Jadi memang tujuan kita kearah sana. Sehingga outputnya nanti, anak-anak bisa mengerti apa aplikasi multimedia itu” Ungkap Bayu Agung yang juga guru IPS ini.
Menurutnya, dengan mengunggulkan pembelajaran multimedia siswa nya dapat berkembang untuk kedepannya. Dia memberikan contoh, misalnya penerapan multimedia dalam pembuatan tugas di sekolahnya. Hampir setiap guru meminta siswanya untuk mengirimkan tugas melalui electronic mail (e-mail) dengan begitu pengerjaan tugas dan ujian sendiri bersifat paperless.
“Tahun ini, ujian sekolah kita mewajibkan menggunakan paperless dan online” tuturnya.
Dia menggambarkan pada materi tugas geografi, guru mata pelajaran tersebut meminta siswanya membuat sebuah projek struktur batuan berformat video. Dengan begitu, siswa akan terlatih dalam membuat tugas-tugas multimedia. Selain itu, tambahnya SMPM 17 Surabaya merupakan satu-satunya sekolah yang menerapkan ujian sekolah lokal berbasis online.
Sebagai hasil dari pembelajaran multimedia, beberapa waktu yang lalu SMPM 17 Surabaya mendapat Juara dalam pembuatan film indie kategori pilihan pemirsa, yg diselenggarakan oleh dinas pendidikan kota Surabaya. Sementara itu, Kaur kesiswaan ini juga berharap agar sekolah tempat naungannya ini lebih dikenal masyarakat luas dengan konsep pembelajaran bilingual dan multimedian ya.
“Selain itu kita menanamkan sisi religi, sehingga anak-anak bisa mengembangkan multimedia dan bilingualnya berdasar pada pedoman agamanya” tambahnya. [ina]

Rate this article!
Tags: