Tingkatkan Kesadaran Obat ,Dinkes Jatim Galakkan GNMPO

Untuk meningkatkan penggunaan obat secara benar Dinkes Jatim menggelar GNMPO.

Untuk meningkatkan penggunaan obat secara benar Dinkes Jatim menggelar GNMPO.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Saat ini pengetahuan masyarakat dalam penggunaan obat sangat rendah. Data riskesdas tahun 2013 menunjukkan, 35,2 persen rumah tangga menyimpan obat untuk swamedikasi (Pengobatan sendiri). Dari 35,2 persen rumah tangga yang menyimpan obat, 35,7persen menyimpan obat keras dan 27,8 persen menyimpan antibiotic serta 86,1 persen antibiotik tersebut diperoleh tanpa resep.
”Keadaan ini harus ditangani dengan tepat sehingga rangka GNMPO Gerakan Nasional Masyarakat Peduli Obat ke depan harus digalakkan,” Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan PSDK Dinkes Jatim, One Widyawati saat ditemui di acara Pertemuan Pemberdayaan Masyarakat GNMPO di Surabaya (22/11) kemarin.
One mengaku, saat ini banyak masyarakat masyarakat menggunakan obat secara sebarangan, tanpa mengikuti petunjuk yang benar. Ketidaktahuan masyarakat dalam menggunakan obat bukannya mendapatkan kesembuhan, melainkan bertambah parah penyakit yang dideritanya. Selain itu dengan banyaknya iklan-iklan obat yang gencar di media massa, menjadikan masyarakat binggung dalam memilih obat yang akan dikonsumsinya.
”Salah satu contoh penggunaan obat paramex dan panadol. Kedua obat ini memiliki kandungan paracetamol yang sama. Jika masyarakat tidak paham penggunaan obat maka akan meminum obat paramex dan panadol secara bersamaan. Bukannya sembuh malah semakin sakit dan bisa over dosis,” paparnya.
Dijelaskan One, diadakan GNMPO diharapkan masyarakat dapat pintar dalam memilih dan menggunakan obat dengan benar. Menurutnya, dengan menerapkan DAGUSIBU dimungkinkan kesehatan masyarakat kedepan semakin baik. DAGUSIBU adalah Dapatkan obat ditempat yang resmi seperti apotik. Gu, Gunakan obat secara benar. Si, Simpan obat ditempat yang benar. BU, Buang oabt secara benar.
Kasi Peningkatan POR, Kemenkes Erie Gusnellyanti menyatakan, selain menggalakan GNMPO, Kemenkes juga membudayakan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat). Gerakan ini bertujuan meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar. Meningkatnya kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih dan menggunakan obat secara benar serta meningkatnya penggunaan obat secara rasional, termasuk antibiotik.
”Bentuk kegiatan meliputi advokasi dan regulasi, komunikasi dan publikasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat, serta optimalisasi peran tenaga Apoteker, dalam mengawal perubahan kearah yang lebih baik,” tuturnya.
Menanggapi pernyataan diatas, salah satu peserta pertemuan GNMPO Imam Rosidi mengaku, sebagai masyarakat pihaknya mendukung penuh upaya Dinkes dalam menggalakkan GNMPO. Banyak masyarakat tidak tahu penggunaan obat secara benar, sehingga keberadaan GNMPO harus terus disosilisasikan. Selain itu, pihaknya berharap pertemuan GNMPO dapat dijadikan panduan bagi masyarakat, melainkan apoteker yang bekerja di apotik.
” Kedepan tidak hanya konsumen saja yang diberikan pengetahuan, melainkan petugas dan pemilik Apotik harus ditertibkan dalam jual beli obat, khususnya antibiotik (Harus dengan resep dokter, red). [dna]

Tags: