Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Masuknya Corona

Pemprov, Bhirawa
Informasi tentang dua WNI yang positif terjangkit virus corona direspon serius Pemprov Jatim untuk semakin meningkatkan kewaspadaan. Bahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim langsung melakukan koordinasi dengan dinkes kabupaten/kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) serta rumah sakit untuk lebih aktif mengawal dan memantau kedatangan warga dari luar negeri.
Kepala Dinkes Jatim Herlina Ferlian mengakui, ada upaya dari pemerintah untuk lebih waspada lagi. Selama ini, kewaspadaan itu sudah dilakukan untuk mencegah dan belum mendapat info adanya yang positif di Jatim. Kewaspadaan itu dilakukan dengan memerika setiap warga dari negara terjangkit yang akan masuk ke Jatim harus melewati thermal scanner. Kalau tidak panas, diberi health alert card seperti orang umroh. Setelah itu, dipantau sampai 14 hari ke depan.
“Kalau ditemukan ada panas, batuk, pilek, cepat langsung kita bawa ke rumah sakit terdekat. Semua rumah sakit tipe B sudah kita siapkan ruan gisolasinya,” tutur Herlina saat ditemui kemarin, Senin (2/3).
Langkah antisipasi itu telah dilakukan sejak awal Januari hingga saat ini belum ada yang terdeteksi positif. Namun, ketika saat ini telah ada yang positif corona, maka Dinkes Jatim mengumpulkan kembali melakukan kordinasi untuk lebih mengawal dan berhati-hati. “Kalau memang ada yang datang dari luar (Negeri) Puskesmas harus melaporkan kondisinya selama 14 hari ke depan, aman atau tidak,” tutur dia.
Upaya ini lebih ditingkatkan dari pada sebelumnya yang hanya perlu melaporkan jika ditemukan. Tapi sekarang Puskesmas diminta untuk memantau dan mengawal. “Kita lebih aktif dari sebelumnya,” tutur Herlina.
Kehati-hatian perlu dilakukan oleh setiap orang. Tapi pihaknya mengimbau agar masyarakat jangan panik. Karnea kepanikan justru akan banyak merugikan. Kehati-hatian itu salah satunya ditunjukkan dengan pencegahan penyakit menular. Jika ada yang batuk dan flu dihimbau menggunakan masker. “Yang sakit saja menggunakan masker. Karena yang menularkan yang sakit, yang sehat tidak perlu menggunakan masker kecuali petugas kesehatan. Kemudian PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat),” tutur Herlina.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menuturkan, pihaknya sudah menyerahkan seluruh proses yang terkait dengan pemulangan atau penjemputan kepada Kementerian Luar Negeri. Kapan dan bagaimana teknis penjemputan sekaligus observasinya semua telah ditangani. “Kita terus berkordinasi termasuk yang dari world dream apakah ada dari Jatim. Semua terkonfirmasi tetapi memang berapa orang dan siapa-siapa diminta untuk tidak dipublish,” tutur Khofifah.
Hal itu agar seluruh informasi terkanalisasi dan tidak bias. Karena jika bias, dikhawatirkan akan berdampak lebih luas termasuk pada sektor ekonomi. Karena orang akan takut ke tempat-tempat publik, takut ke pasar atau ke plasa. Dampak ekonominya bisa berat sekali. “Saya rasa proporsional saja sambil tetap waspada bagaimana sebetulnya kita bisa makan makanan yang sehat dan bersih,”pungkas Khofifah. [tam]

Tags: