Tingkatkan Kualitas Bahan Baku, Dispertahortbun Sumenep Manfaatkan DBHCHT

Kepala Dispertahortbun, Arif Firmanto.

Sumenep, Bhirawa.
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Kabupaten Sumenep terus berupaya untuk meningkatkan kualitas bahan baku yang dihasilkan dari petani di Kota Keris ini. Untuk peningkatan bahan baku itu, pemerintah daerah memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) 2021. Karena peningkatan baku juga memerlukan biaya yang relatif tinggi.

Pada tahun ini, Dispertahortbun menjadi salah satu instansi yang menerima alokasi DBHCT, nominalnya mencapai Rp.6,7 miliar. Anggaran tersebut dapat menambah kebutuhan para petani, baik di bidang bantuan bibit maupun peningkatan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM). Peningkatan kualitas bahan baku juga diperlukan peningkatan kualitas SDM tentang pengetahuan dalam bercocok tanam atau bagaimana cara budidaya tembakau.

Kepala Dispertahortbun Sumenep, Arif Firmanto mengatakan, untuk tahun ini, DBHCT yang digelontorkan ke Dispertahortbun akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas bahan baku yang dibagi ke dalam dua bagian. Ada pengawasan penggunaan sarana, dan untuk koordinasi dan sinkronisasi. “Output dari kegiatan pengawasan penggunaan sarana itu, di antaranya ialah sekolah lapang yang digelar di tiga lokasi, yaitu Guluk-Guluk, Ganding, dan Lenteng,” kata Arif Firmanto, Rabu (13/10).

Ia menyatakan, dalam kegiatan sekolah lapang itu petani diajari bagaimana budidaya tembakau. Mulai dari pemilihan benih, pembibitannya, penanganan hamanya, hingga pasca panennya. Selama ini, petani memang sudah tahu bagaimana cara budidaya tembakau, namun tidak sedikit para petani yang kurang memperhatikan kondisi cuaca sehingga terjadi persoalan sebelum masuk musim panen, misalnya, terkena hama. “Untuk itu, kami juga ajari petani bagaimana cara mengatasi dan menghilangkan hama. Karena meski penggunaan pupuk dan air sudah tepat, kadang masih ada hama yang menyerang,” urainya.

Selain sekolah lapang di tiga lokasi tersebut, kegiatan lain yang juga menggunakan DBHCHT itu ialah pembibitan dan pemberian bantuan sarana dan prasarana untuk peningkatan kualitas bahan baku. Dari anggaran tersebut, beberapa kegiatan sudah terealisasi dan beberapa masih belum terealisasi karena masih menunggu perubahan anggaran (PAK). Tapi, pihaknya mengaku akan terus mengawal kegiatan peningkatan kualitas bahan baku tersebut. “Jika kualitas bahan baku sudah bagus, maka harga pun akan ikut naik. Kita akan terus berupaya bersama-sama para petani untuk meningkatkan kualitas bahan baku,” jelasnya.

Peningkatan kualitas bahan baku memang menjadi perhatian pemerintah daerah, karena hal tersebut juga berpengaruh pada tingginya harga pada musim panennya. Para petani tembakau kadang-kadang tidak memperhatikan secara detail tumbuh kembang tanaman tembakau itu sehingga pada saat mendekati masa panen, sering terjadi masalah dan hal itu berdampak pada kualitas tembakau tersebut. “Dengan adanya penguatan pengetahuan petani tembakau bisa mengetahui kondisi tangan tembakau itu. Makanya, kami terus mendampingi para petani tembakau agar kualitasnya lebih bagus,” imbuhnya.

Ia berharap, dengan adanya DBHCHT tersebut dapat membantu hasil produksi petani tembakau lebih bagus sehingga harganya pun lebih menjanjikan. Kalau harga bahan baku itu tinggi maka akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat. Jika perekonomian masyarakat telah bagus akan berdampak pula pada daya belinya dan kesejahteraannya pun dapat terjamin. Apalagi pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, perekonomian masyarakat semakin menurun, daya beli masyarakat juga terpuruk. “Harapan kami, masyarakat utamanya para petani tembakau, bisa lebih berdaya dengan adanya pelatihan budidaya tembakau yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas bahan baku,” harapnya.[sul,adv]

Tags: