Tingkatkan Kualitas Hidup, Sepuluh Daerah Canangkan Program Germas

Pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan dalam mendukung Germas

Pelayanan yang diberikan BPJS Kesehatan dalam mendukung Germas

Surabaya, Bhirawa
Secara serentak 10 Kabupaten Kota di Indonesia kampanyekan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Ini merupakan program Kementerian Kesehatan RI mengajak masyarakat berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan Usman Sumantri, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang di programkan ini merupakan tantangan.
“Program ini dikatakan berhasil ketika masyarakat sehat, angka kematian ibu dan anak turun, biaya rumah sakit turun. Tentunya ini tidak mungkin dikerjakan oleh orang kesehatan, ini semestinya seluruh stakehoulder, dan elemen masyarakat,” ungkap Usman Sumantri disela peluncuran Germas di Surabaya, Selasa (15/11).
Ia melanjutkan kesehatan masyarakat merupakan masalah tersendiri yang perlu mendapatkan jalan keluar, sebab itu penanganan promotif dan prefentif perlu ditingkatkan. “Promotif dan preventif ini kan dari diri sendiri dan keluarga, serta lingkungan, kalau itu tidak dibenahi maka akan tidak pernah selesai,” terangnya. Usman menyebut sampai saat ini hampir 80 persen biaya kesehatan lari rumah sakit, kerena itu Kementerian Kesehatan lanjutnya terus mendorong layanan kesehatan tingkat pertama untuk melakukan pencegahan.
“Saya contohkan di data BPJS itu yang paling tinggi stroke, stroke itu kan akibat gula tinggi. Nomer satu itu jantung, itu membawa anggaran klaim cukup besar. Itu 80 persen masuk rumah sakit,” terangnya.
Sementara itu sebagai penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu lndonesia Sehat (JKN-KlS) yang hampir tiga tahun beroperasi, BPJS Kesehatan pun siap mengawal dan menyuks-eskan gerakan tersebut. Terlebih, konsep Gerakan Masyarakat Hidup Sehat sejalan dengan implementasi program promotif preventif yang senantiasa digalakkan BPJS Kesehatan untuk menekan jumlah penderita penyakit katastropik di indonesa.
“Tahun 2015, sebanyak Rp 16,9 triliun beban jaminan kesehatan terserap untuk membiayai penyakit katastropik seperti penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, dan sebagainya. Berbagai penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Untuk itu, kami siap m-endukung dan menyukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang sangat baik ini,” kata Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Utama Surabaya Mokhamad Cucu Zakaria.
Menurut Cucu, penyakit katastropik cenderung muncul akibat faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya. “Jika dibiarkan, hal ini dapat membawa dampak kurang baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program JKN-KIS,” urainya.
Cucu juga menekankan bahwa sistem pelayanan kesehatan di era BPJS Kesehatan mengutam-akan optimalisasi fungsi gate keeper di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), sehingga FKTP bukan hanya berfungsi sebagai pembuat rujukan semata, melainkan juga sebagai pusat informasi, sarana edukasi, serta promotor pola hidup sehat bagi masyarakat sekitarnya. Untuk pencanagan Germas telah diikuti oleh 10 kabupaten-kota tersebut meliputi Kab. Bantul (Yogyakarta), Kab. Bogor (Jawa Barat). Kab. Pandeglang (Banten), Kota Batam (Kep. Riau), Kota Jambi (Jambi), Kota Surabaya (Jawa Timur), Kota Pare-Pare (Sulawesi Selatan), Kab. Purbalingga (Jawa Tengah), Kab. Padang Pariman (Sumatera Barat), dan Kota Madiun (Jawa Timur). [dna]

Tags: