Surabaya, Bhirawa
Dalam rangka peningkatan kualitas Perguruan Tinggi Swasta (PTS), berbagai upaya pun dilakukan. Salah satunya dengan menyiapkan akreditasi internasional.
Menurut Rektor ITS, Prof Ashari, strategi penyiapan akreditasi international bisa dimulai dengan selektif memilih badan akreditasi international. Diantaranya dengan kesesuaian substansi bidang ilmu yang akan dinilai, kelembagaan/badan penilai, reputasi dan kematangan badan tersebut serta biaya yang diperlukan.
“Proses akreditasi internasional ini juga sama seperti akreditasi BAN-PT, yaitu pelaporan (report), study visit, dan examination,” ujar dia saat menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Forum Rektor Indonesia (FRI) yang dituan rumahi Universitas Narotama di Hotel JW Marriott Surabaya, Kamis (5/3) kemarin.
Lebih lanjut, Prof Ahsri menjelaskan, untuk keuntungan akreditasi international di suatu lembaga adalah program studi yang diakreditasikan. Dengan kata lain memiliki kualitas yang sama dengan program studi di instansi luar negeri yang mendapatkan nilai akreditasi yang sama di badan itu.
Sementara Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Wiryono Raharjo menambahkan, dalam persiapan akreditasi international menekankan pentingnya Kantor Urusan Internasional (KUI) di perguruan tinggi.
“Perguruan tinggi yang memiliki KUI sudah pasti lebih bisa memprioritaskan internasionalisasinya, karena ada lembaga sendiri yang menangani urusan internasional. Termasuk kegiatan mobilitas mahasiswa, dosen, maupun staf ke luar negeri,” tuturnya. [ina]
