Tingkatkan Kuantitas Kualitas Guide Lokal Menuju Pariwisata Dunia

Seorang Guide Lokal Batu dituntut bisa memberi wawasan terkait potensi lokal yang dimiliki kota ini

Kota Batu, Bhirawa
Semakin meningkatnya kedatangan wisatawan di Kota Batu tak diimbangi dengan keberadaan Guide Lokal (GL) atau pemandu wisata lokal. Sebab keberadaan guide yang ada kini dinilai masih minim dalam pengetahuan seni dan budaya lokal Kota Batu. Sehingga Pemerintah Kota melalui Dinas Pariwisata menggandeng pegiat seni dan budaya lokal untuk dididik menjadi pemandu wisata.
Sedikitnya ada 50 pegiat seni dan budaya lokal Kota Batu direkrut untuk mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemandu Wisata Budaya yang digelar di Balaikota Among Tani Batu sejak Selasa (24/9) kemarin selama tiga hari. Bimtek bertujuan menyediakan pemandu wisata yang kini mulai kewalahan dengan meningkatnya jumlah wisatawan.
”Di Kota Batu ini terdapat 28 destinasi wisata buatan dan 15 Desa Wisata. Maka kami mengajak dan membimbing pemuda dan pegiat seni di Kota Batu untuk menjadi GL Wisata dan Budaya,” ujar Kordinator Bimtek Pemandu Wisata, Elok Tri Wahyuni, Selasa (24/9).
Dari 43 tempat wisata di Kota Batu, lanjutnya, bisa dikatakan belum ada pemandu wisata yang memiliki pengetahuan dan wawasan tentang seni budaya lokal Kota Batu. Bimtek mengambil SDM lokal Batu terutama dari pegiat seni dan budaya yang ada di Kota ini.
Diharapkan, para GL yang baru ini dapat menemukan dan memadukan 12 unsur wisata lokal agar Kota Wisata Batu bisa menjadi Kota Pariwisata seutuhnya. Rincian unsur bahasa, tradisi, kerajinan tangan, makanan dan kebiasaan pangan, musik dan kesenian, sejarah tempat, cara kerja teknologi, agama, bentuk dan karakteristik arsitektur, tata cara berapkaian, aktifitas, serta sistem pendidikan. Panitia mengambil contohnya pengelolaan wisata di Bali, dimana kedua belas unsur itu telah terpenuhi.
”Wisatawan yang datang tahu kalau tari kecak adalah kesenian Bali, histori dan bentuk arsitektur bangunan yang hanya ditemukan di Bali, dan ayam betutu adalah makanan khas Bali. Maka GL harus bisa menemukan unsur-unsur seperti ini,” jelas Elok.
Elok menambahkan Kota Batu sendiri kini hanya memenuhi tiga unsur saja yakni bahasa, tradisi, serta seni budaya. Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemkot bersama masyarakat untuk menggali potensi lainya agar Kota Batu bisa menjadi Kota Pariwisata tingkat Dunia seperti Bali dan Yogyakarta. [nas]

Tags: