Tingkatkan Perekonomian, Warga Kota Batu Dilatih Kelola Hasil Pertanian

Suasana pelatihan pengolahan pangan yang diikuti KWT dan Pelaku UKM di hotel Palem Sari Batu, Senin (2/9).

Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu ingin agar warganya memiliki kemampuan mengolah hasil bumi dalam berbagai variasi. Karena selama ini terlalu banyak produk hasil bumi dari Kota Batu yang dijual dalam kondisi mentahan.
Untuk mengatasi masalah ini Pemkot Batu melalui Dinas Ketahanan Pangan menggelar Pelatihan Pengolahan Pangan yang dimulai Senin (2/9) selama 5 hari. Antusias warga untuk mengikuti pelatihan membuat Panitia harus membagi para peserta dalam 2 gelombang.
Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Palem Sari Kota Batu ini diikuti oleh 40 orang dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Kecamatan Bumiaji. Para peserta ini merupakan gelombang pertama yang akan mengikuti pelatihan selama 5 hari atau hingga Jumat (6/9) depan. Adapun untuk gelombang kedua, dilaksanakan pekan berikutnya yang diikuti perwakilan KWT dari Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Batu.
“Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan bisa memunculkan usaha baru di KWT sehingga bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Dan nanti kalau sudah berkembang, usaha tersebut akan bisa menyerap tenaga kerja di sekitarnya,” ujar Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan di Dinas Ketahanan Pangan Kota Batu, Nurseto, Senin (2/9).
Ia menjelaskan bahwa selama ini pelaku usaha kecil di Kota Batu mengalami kendala pemasaran. Padahal, produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang mampu bersaing. Untuk itu Dinas Ketahanan Pangan akan melakukan kerja sama dengan Dinas terkait untuk memecahkan persoalan pemasaran tersebut.
Sinergi antar OPD dibutuhkan agar produk yang dibuat KWT dan Pelaku UKM ini bisa dijual ke luar. Apalagi potensi wisata di Kota Batu juga akan menjadi peluang sendiri bagi mereka. “Sekarang ini merupakan langkah awal untuk menumbuhkan produksi olahan pangan. Kalau sudah tumbuh, nanti ada dinas terkait yang melakukan pendampingan,” jelas Nurseto.
Adapun pasca pelatihan ini pendampingan kepada para peserta akan dilakukan Dinas Ketahanan Pangan selama setahun. Dinas Ketahanan Pangan akan membimbing sekaligus mengevaluasi keberlangsungan dari hasil pelatihan. Karena peserta yang ikut pelatihan tidak semuanya pernah atau sudah membuka usaha. Ada juga peserta yang masih belum pernah membuka usaha.
“Untuk materi hari ini (kemarin) adalah membuat permen dan jelly. Materinya kami sesuaikan dengan potensi wilayah masing-masing. Di Bumiaji yang dikenal sebagai produsen apel dan jeruk maka permennya berbahan baku apel dan jeruk,” pungkas Nurseto.[nas]

Tags: