Tingkatkan Produksi Susu, Peternak Digelontor Sapi Perah

Puluhan sapi perah milik salah satu peternak warga Kec Tumpang Kab Malang.

Puluhan sapi perah milik salah satu peternak warga Kec Tumpang Kab Malang.

Kab Malang, Bhirawa
Pemkab Malang melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) terus menggenjot produksi susu segar di wilayah yang tergolong daerah baru tumbuh jumlah peternak sapi perahnya. Pemkab setempat menggelontorkan bantuan sapi perah sebanyak 185 ekor sapi.
“Bantuan sapi perah ini diharapkan bisa mendukung dan memacu produksi susu segar di wilayah Kabupaten Malang,” kata Kepala DPKH Kabupaten Malang Ir Sujono, Rabu (15/10). Menurutnya, daerah baru yang kini mulai tumbuh peternak sapinya tersebar di antaranya Kecamatan Wajak, Poncokusumo, Tumpang, dan Lawang.
Dijelaskannya saat ini produksi susu sapi segar di kabupaten ini sebanyak 361.000 liter per hari.Sedangkan jumlah tersebut relatif stabil dalam kurun beberapa tahun terakhir ini. Meski secara umum jumlah populasi sapi di Kabupaten Malang mengalami penurunan dari 89.000 ekor menjadi 72.000 ekor sapi perah.
“Meskipun populasi sapi perah turun, namun kapasitas produksi susu segar masih pada kisaran 10-11 liter per hari. Itu tidak terlepas dari bagusnya perawatan yang dilakukan oleh peternak yang mempengaruhi kondisi kesehatan sapi, sehingga produksi susu masih dalam kondisi stabil,” terang  Sujono.
Selain itu ternak sapi perah yang dimiliki para peternak di wilayah Kabupaten Malang tergolong jenis unggul. Jika ada jenis sapi perah yang kurang baik, maka peternak segera menjualnya.
Dijelaskannya bantuan 185 ekor sapi perah kepada peternak, berasal dari APBD Kabupaten Malang 2014, di mana per ekor sapi harganya di atas Rp 18 juta. Hingga saat ini, lanjut Sujono, pihaknya sudah memberikan bantuan sapi tersebut kepada peternak sebanyak 80 ekor sapi perah, melalui kelompok peternak sapi yang tersebar di empat kecamatan, yakni Wajak, Poncokusumo, Tumpang, dan Lawang. Sedangkan sisanya sebanyak 105 ekor sapi akan diberikan secara bertahap hingga akhir tahun ini. “Untuk daerah yang produksi susunya sudah mapan seperti di wilayah Kecamatan Pujon dan Ngantang masih belum mendapatkan bantuan sapi perah,” ujarnya.
Dijelaskan Sujono bibit sapi perah yang didistribusikan kepada kelompok peternak sapi, rata-rata berusia 2,5 tahun yang didatangkan dari sejumlah daerah seperti dari Kecamatan Pujon dan Kabupaten Pasuruan. Sedangkan kelompok peternak sapi yang mendapatkan bantuan bibit sapi terlebih dahulu dilihat latar belakangnya.  Jika mereka tidak sungguh-sungguh dalam beternak, tidak akan diberi bantuan.
Di tempat terpisah, Ketua Bidang Usaha Gabungan Koperasi Susu Indonesia Jawa Timur (GKSI Jatim) Sulistyanto sangat  mendukung langkah yang dilakukan oleh DPKH Kabupaten Malang dalam memberikan bantuan sapi perah kepada peternak di daerah penghasil susu yang baru tumbuh.
“Karena jumlah populasi sapi perah di Jatin saat ini sebanyak 172.000 ekor sapi. Sementara produksi susu masih pada kisaran 900 ton-1.000 ton atau jauh di bawah kebutuhan Industri Pengolahan Susu (IPS)  yang mencapai 1.700 ton per hari,” jelasnya.
Untuk mencapai angka produksi yang dibutuhkan IPS, maka harus ada upaya peningkatan produksi susu segar di tingkat peternak. Salah satunya yakni memacu dengan melakukan penambahan jumlah populasi sapi perah. [cyn]

Tags: