Tingkatkan Produktivitas, Disnaker Situbondo Gelar Pelatihan Memasak

Kepala Disnaker Situbondo Didik Sulistiyono didampingi Kabid Pelatihan Kerja dan Produktivitas Maharani Arkizatul Mamlu’ah saat membuka kegiatan pelatihan memasak bagi warga pencari kerja. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Situbondo menjalin kerjasama dengan perkumpulan Chief Profesional Indonesia (PCPI) berupa kegiatan pelatihan memasak bagi masyarakat pencari kerja, yang bertempat di aula Kantor Disnaker Situbondo mulai Rabu kemarin (8/9). Acara tersebut dihadiri Kepala Disnakertrans Situbondo Didik Sulistiyono, anggota Komisi I DPRD Situbondo Ummi Latifah, Kabid Pelatihan Kerja dan Produktivitas Maharani Arkizatul Mamlu’ah serta perwakilan PCPI dan para peserta pelatihan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Situbondo Didik Sulistiyono, melalui Maharani Arkiatul Mamlu’ah, Kabid Pelatihan Kerja dan Produktifitas Disnakertrans Situbondo menjelaskan, kegiatan pelatihan memasak dilaksanakan selama 20 hari kedepan dengan jumlah peserta sebanyak 16 orang yang berasal dari Kelurahan Mimbaan Kecamatan Kota Situbondo. “Para peserta diberi sejumlah materi pembelajaran yang fleksibel. Artinya kami menyesuaikan diri dengan keperluan peserta serta sesuai dengan protap yang ada. Diharapkan usai mengikuti pelatihan mereka akan produktif, mandiri, terampil dan memiliki keahlian memasak,” beber Rani-panggilan akrab Maharani Arkizatul Mamlu’ah.

Masih kata Rani, setelah pelatihan selesai pihaknya akan tetap melakukan monitoring dan intens memberikan pengarahan agar peserta semakin berkembang dan tidak berhenti ditengah jalan. Apabila ada kendala produktifitas, lanjut wanita yang pernah berdinas di Kantor DPRD Kabupaten Situbondo itu, akan diselesaikan secara bersama-sama. “Ya kami tidak akan membiarkan setelah peserta menyelesaikan pelatihan. Kami akan rutin memantau kesinambungan mereka,” jelas Rani.

Sementara itu, Bambang selaku instruktur PCPI menimpali untuk materi modul pembelajaran yang disampaikan meliputi menu masakan khas Indonesia, Eropa dan China yang sudah lama memiliki nilai jual tinggi. “Jadi para peserta usai mengikuti pelatihan diyakini akan mandiri dalam melakukan usaha. Termasuk di saat membuka usaha warung dan usaha catering di tempat masing-masing,” ungkap Rani.

Rani menambahkan, dari data yang ada sedikitnya 40 menu lebih masakan yang di ketuktularkan kepada puluhan peserta. Menu menu andalan itu, sambung Rani, sebelumnya sudah disesuaikan dengan permintaan peserta pelatihan. “Ya mereka inginnya diberi materi memasak yang mudah dipelajari. Jadi kami ini mengikuti arus aspirasi dari para peserta dan tidak hanya melulu menggantungkan kepada modul yang ada,” pungkas Rani.[awi]

Tags: