Tingkatkan Produktivitas Kerja, Platform Kolaborasi Lark Jadi Solusi Perusahaan

Lark, patform kolaborasi dengan berbagai fitur yang terintegrasi ini menjadi keunggulan karena pengguna dapat mengerjakan berbagai macam hal, dari membuat dan mengedit dokumen, menerima email, mengirimkan pesan, mengelola agenda, hingga menelepon, serta melakukan video conference.

Surabaya, Bhirawa.
Pandemi COVID-19 memberikan tantangan baru bagi bisnis dan menuntut perusahaan di seluruh Indonesia, termasuk Surabaya untuk segera melakukan transformasi digital. Senior Professional Service Consultant Lark, Suryanto Lee mengungkapkan produktifitas dan efisiensi kerja perlu didukung dengan proses komunikasi dan kolaborasi yang baik antar pekerja sehingga tidak terjadi kesenjangan komunikasi dan perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan kinerja bisnis mereka.

Untuk dapat mencapai hal ini, perusahaan perlu menerapkan dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam ruang lingkup tempat kerja dan cara mereka bekerja, sehingga mampu menjembatani seluruh hal yang dibutuhkan untuk tetap produktif kapanpun dan dimanapun, terlebih di situasi yang di akibatkan oleh pandemi COVID-19 saat ini dimana perusahaan perlu melakukan pembatasan kehadiran karyawan atau penerapan bekerja dari rumah.

“Lark merupakan patform kolaborasi dengan berbagai fitur yang terintegrasi. Hal ini akan menjadi keunggulan karena pengguna dapat mengerjakan berbagai macam hal, dari membuat dan mengedit dokumen, menerima email, mengirimkan pesan, mengelola agenda, hingga menelepon, serta melakukan video conference. Dan salah satu faktor terpenting, adalah kemudahan untuk dioperasikan oleh berbagai rentang usia. Kami mengerti bahwa sebuah platform kolaborasi harus terintegrasi dan dapat memberikan kemudahan serta kenyamanan, dan Lark memiliki semua itu,” terangnya, Minggu (25).

Suryanto menambahkan Lark diciptakan untuk dapat membantu perusahaan agar tetap produktif. Lark menyediakan berbagai fitur seperti Messenger, Video Conference, Docs dan Sheets, Penyimpanan Cloud, Kalender, Mail yang terintegrasi.

Serta fitur real-time translation dalam beberapa pilihan Bahasa seperti, Bahasa Indonesia, Cina, Korea, Jepang, Prancis, Portugis Brasil, Jerman, Hindi, Italia, Rusia, Spanyol, Thailand, dan Vietnam. Lark tersedia dalam versi website yang dapat diakses di Windows dan MAC juga versi aplikasi untuk Android dan IOS dalam 11 bahasa tampilan, termasuk Bahasa Indonesia.

“Salah satu hal penting yang dimiliki Lark adalah fitur yang terintegrasi, dengan demikian segala pekerjaan dapat dilakukan dalam satu platform. Disamping itu dengan user interface yang mudah menjadikan Lark dapat digunakan oleh segala usia,” ujar Suryanto.

Namun, seiring dengan semakin meningkatnya pengguna internet Akademisi, Pemerhati Budaya dan Komunikasi Digital, Dr. Firman Kurniawan S mengatakan penerapan teknologi tidak lagi menjadi masalah dan perusahaan justru harus segera menentukan jenis platform yang paling tepat untuk terciptanya peningkatan kualitas dan efektifitas dari sebuah komunikasi dan kolaborasi.

“Cepat atau lambat, transformasi digital pasti terjadi. Dan dengan penerapan teknologi yang tepat akan memberikan peluang bagi sebuah perusahaan untuk dapat bergerak lebih cepat dan produktif. Namun di sisi lain, perusahaan juga harus meningkatkan kompetensi digital bagi seluruh anggotanya, karena faktor individu seringkali menjadi penghambat perusahaan untuk dapat bergerak maju. UNESCO telah menyatakan bahwa untuk dapat bersaing di era Industri 4.0, setiap individu wajib memiliki pengetahuan digital dalam segala aspek kehidupan, dimana kemampuan memanfaatkan teknologi digital untuk komunikasi dan kolaborasi merupakan salah satu kemampuan dasar yang penting,” jelas Dr. Firman.

Sementara Kementerian Perindustrian menyatakan bahwa penerapan teknologi digital merupakan hal yang penting dalam memasuki era Industri 4.0. Dengan memaksimalkan teknologi digital, Indonesia akan memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai USD 150 miliar pada tahun 2025.

Secara produktivitas, Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain. Berdasarkan Human Capital Index (HCI) yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, saat ini Indonesia menempati urutan ke-87, tertinggal cukup jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga Singapura.

“Penerapan teknologi berbanding lurus dengan produktivitas kerja. Menurut The East Ventures Digital Competitiveness Index (EVDCI), daya saing digital Indonesia hanya berada di kisaran 27.9, dari skala 1-100. Hal ini menunjukkan penerapan teknologi digital di Indonesia masih rendah, dan dibutuhkan edukasi yang lebih mendalam kepada para pelaku usaha. Walaupun demikian, dengan populasi yang besar, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam perkembangan ekonomi digital,” pungkas Dr. Firman.[riq]

Tags: