Tito Karnavian: Kalau Presiden Ngasih Sepeda, Mendagri Ngasih Mobil Damkar

Mendagri Tito Karnavian didampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa usai menyerahkan bantuan mobil damkar ke Pemkab Magetan.

Magetan, Bhirawa
Jika Presiden RI Joko Widodo biasa bagi-bagi sepeda untuk hadiah, Menteri Dalam Negeri justru memberikan mobil pemadam kebakaran. Hadiah itu diberikan secara khusus oleh Mendagri Tito Karnavian kepada Pemkab Magetan.
Mobil damkar tersebut diberikan lantaran Pemkab Magetan telah mempelopori layanan Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) di daerahnya. Pemkab Magetan disebutnya sebagai daerah pertama yang telah membeli ADM. “Kalau Pak Presiden biasanya ngasih sepeda. Mendagri ngasihnya mobil damkar,” Canda Mendagri Tito Karnavian usai meresmikan Mal Pelayanan Publik di Pasar Baru Magetan, Jumat (31/1). Mobil Damkar, dikatakan Tito diberikan sebagai bantuan untuk Pemkab Magetan. “Tapi jika ada daerah yang membeli anjungan itu, ya saya tidak bisa janji. Ini (Mobil damkar) cuma untuk yang pertama kali aja,” tambahnya.
Tito mengaku, pihaknya secara khusus datang ke Magetan untuk memastikan bahwa ADM tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Dengan memakai ADM ini, sentuhan terhadap petugas tidak ada. Masyarakat akan langsung mendapatkan layanan menggunakan mesin. “Waktu itu kita sudah menyampaikan, silahkan kepala daerah yang ingin membeli untuk meningkatkan layanan publik. Silahkan memanfaatkan data base yang ada di Mendagri,” tutur mantan Kapolri tersebut.
Respon pertama adalah Bupati Magetan dari 514 bupati/ wali kota se Indonesia. Dengan adanya Magetan ini, Tito berharap dapat menjadi triger bagi 513 daerah lain di Indonesia untuk juga mengadakan. “Ibu Gubernur juga menangkap hal ini sehingga beliau mengumpulkan bupati/ wali kota di Jatim. Sehingga untuk tingkat provinsi role modelnya adalah Jawa Timur,” ungkap Tito.
Tito mengaku, layanan ADM sekaligus akan menjadi cara baru pencegahan korupsi. Sebab jika layanan masih dilakukan dengan tatap muka dari kantor ke kantor, sehingga peluang korupsinya masih besar.
“Kemudian orangnya dikerjain, dimintai amploplah segala macam. Kalau dengan mesinkan gak mungkin minta amplop,” pungkas dia. (tam)

Tags: