Tjong Ping: Pemikiran Bung Karno Masih Relevan Untuk Generasi Milenial

Go Tjong Ping

Surabaya, Bhirawa
Pemikiran-pemikiran Proklamator Soekarno masih sangat relevan untuk diteladani hingga saat ini. Seperti prinsip Trisakti sendiri mampu menjawab tantangan zaman sekarang, termasuk masalah perekonomian. Khususnya bagi anak muda atau generasi milenial yang bakal menjadi penerus bangsa.
“Makanya jangan heran jika Bu Mega (Megawati) sebagai tokoh nasional juga terus mendengungkan hal ini. Sebab prinsip Trisakti itu benar-benar berpihak pada rakyat,” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim Go Tjong Ping, Jum’at (10/1/2020).
Politisi asal Tuban ini siap mengimplementasikan konsepsi ekonomi Bung Karno itu. Hal ini didorong oleh semangat nasionalisme dengan tujuan menyejahterahkan rakyat serta mewujudkan kemakmuran dan keadilan dengan jiwa gotong-royong. PDI Perjuangan konsisten menerapkan prinsip Trisakti Bung Karno sebagai pijakan strategis operasional.
“Sebagai kader, tentu saja saya siap melaksanakan apa saja yang selalu diserukan oleh Ketum,” ungkapnya.
Tjong Ping menjelaskan konsepsi ekonomi Bung Karno merupakan sistem ekonomi yang terintegrasi dengan pembangunan dengan konsep berdikari dan Tri Sakti, yaitu berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
“Politik ekonomi PDI Perjuangan itu pro-wong cilik. Intinya, bagaimana memberdayakan ekonomi para bakul-bakul di pasar tradisional (pedagang kecil), kaum marjinal, pemilik warung, para petani dan pelaku industri kerajinan” katanya.
Keunggulan konsepsi ekonomi Bung Karno, kata Tjong Ping, meletakkan rakyat sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi. Bahkan konsepsi ini menjadi pedoman bagi PDI Perjuangan dalam mendesain kebijakan ekonomi yang pro-rakyat.
“Konsepsi ekonomi Bung Karno adalah sistem ekonomi yang menumbuhkan kesejahteraan rakyat dan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi rakyat berdasarkan Pancasila,” katanya.
Untuk itu, kata dia, program pembangunan haruslah dirancang dengan melibatkan partisipasi rakyat. Artinya, pembangunan harus berorientasi pada kepentingan dan kemakmuran rakyat.
“Jadi, semua program yang saya buat nanti semuanya bermuara bagaimana ekonomi wong cilik ini terdongkrak naik selaras dengan cita-cita kemakmuran rakyat,” katanya.
Selain itu, program lainnya adalah memperkuat peran serta kedudukan ekonomi negara. Hal ini sejalan dengan prinsip pasal 33 UUD 1945. Hal itu penting guna memastikan bahwa perekonomian berjalan sesuai rencana.
“Sektor ekonomi strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Dan hasilnya harus dinikmati sebesar-besarnya oleh rakyat,” katanya.
Konsep berdikari di bidang ekonomi ini, dengan memperkuat basis sektor perekonomian masyarakat, bisa menjadi benteng yang ampuh di tengah pertumbuhan ekonomi global. [geh]

Tags: