Tjutjuk Doakan Bisa Amanah, Aufa Berharap Ayah Bisa Jadi Motivator

 Tjutjuk Soenarjo bersama anak pertamanya, Aufa Zhafiri usai dilantik menjadi anggota DPRD Jatim periode 2014-2019 di Gedung DPRD Jatim, Minggu (31/8)  kemarin.


Tjutjuk Soenarjo bersama anak pertamanya, Aufa Zhafiri usai dilantik menjadi anggota DPRD Jatim periode 2014-2019 di Gedung DPRD Jatim, Minggu (31/8) kemarin.

Kota Surabaya, Bhirawa
Kejadian unik dalam Pemilu 2004 kembali terulang dalam Pileg 2014. Jika pada Pemilu 2004 lalu ada satu keluarga yakni bapak (Suhartono Wijaya) dan anak (Renville Antonio) sama-sama terpilih menjadi anggota DPRD Jatim asal Partai Demokrat.  Kali ini hal yang sama terjadi di Partai Gerindra, yakni antara Tjutjuk Soenarjo (bapak) dengan Aufa Zhafiri (anak) sama-sama dilantik sebagai anggota DPRD Jatim periode  2014-2019.
Suasana sumpah jabatan anggota DPRD Jatim periode 2014-2019 yang digelar di Gedung DPRD Jatim, Minggu (31/8) kemarin sedikit berbeda. Maklum di sela-sela 100 anggota dewan yang diambil sumpahnya, ada dua sosok yang ternyata masih satu keluarga. Dia adalah Tjutjuk Soenarjo, sang bapak yang maju dari Dapil Jatim VI meliputi Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Blitar dan Kota Blitar.  Dan Aufa Zhafiri yang merupakan putera sulung dari Tjutjuk.
Tjutjuk  merupakan satu-satunya calon incumbent Partai Gerindra yang terpilih kembali menjadi anggota DPRD Jatim. Sedangkan Aufa Zhafiri maju dari Dapil Jatim V meliputi Malang Raya.
Diakui Tjutjuk, sebelumnya dia merasa kaget dan tak menyangka jika anaknya mampu melalui persaingan yang ketat di Dapilnya sehingga lolos menjadi wakil rakyat. Meski diakui jika putera sulungnya sebelum terjun ke dunia politik lebih berkecimpung di bisnis menjadi seorang akuntan. Namun setelah diminta membantu Partai Gerindra melalui organisasi sayap Tunas Indonesia Raya (Tidar) akhirnya punya keberanian untuk terjun ke dunia politik praktis dan maju menjadi calon legislatif DPRD Jatim pada Pemilu 2014.
“Mudah-mudahan dia bisa amanah karena jabatan menjadi wakil rakyat itu memiliki tanggungjawab yang besar sehingga harus dijaga dengan baik,” harap bapak tiga anak ini kemarin.
Sementara, Nymas Nurul sang ibunda juga menyatakan senang sekaligus prihatin ketika menerima kenyataan bahwa putera sulungnya terpilih menjadi anggota DPRD Jatim periode 2014-2019, karena stigma di masyarakat menganggap wakil rakyat itu kurang baik sehingga kerap kali mendapat cemoohan ketika aspirasi mereka tidak diperjuangkan.
“Saya hanya mendoákan semoga Aufa bisa amanah dalam mengemban amanat rakyat,” terang perempuan bersahaja ini.
Mendapat doa seperti itu, Aufa Zhafiri (27) mengatakan terpilihnya dia menjadi anggota DPRD Jatim diharapkan bisa menjadi motivasi kepada generasi muda bahwa usia muda bukan menjadi ukuran seseorang bisa mengemban amanat rakyat dengan menjadi anggota DPRD Jatim. “Kematangan seseorang itu bukan hanya ditentukan usia, tapi bagaimana kita berkarya dan bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat sehingga mereka mau memilih kita,” jelas pria yang masih menempuh program Magister Ekonomi di Unair Surabaya ini.
Ia juga mengakui pada awalnya kurang tertarik untuk terjun di dunia politik. Sebab, pada dasarnya dia ingin mengembangkan kemampuannya sebagai seorang akuntan sesuai dengan jurusan sewaktu kuliah S1 di Unair Surabaya. Namun, belakangan minatnya pada politik timbul setelah dia melihat kiprah orangtuanya di dunia politik menjadi politisi senior Partai Gerindra dan wakil rakyat Jatim yang mendedikasikan hidupnya untuk masyarakat.
“Kalau boleh memilih saya ingin masuk di komisi yang membidangi keuangan sebab kebetulan kuliah saya baik S1 maupun S2 juga di jurusan Manajemen, sehingga ilmu yang didapat dari bangku kuliah bisa lebih bermanfaat,” harap pria yang juga sering mengiringi Nowela juara Indonesia Idol 2014 bersama group band Aufa & Friend.
Disinggung terkait dengan kerasnya dunia politik, Aufa mengaku tidak takut. Pasalnya, dia sudah memiliki modal yang cukup kuat untuk terjun ke dunia politik. Salah satunya adalah pengalamannya selama menjadi wirausahawan. Aufa menganggap, antara dunia politik dengan dunia bisnis tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh. “Bahkan, kalau saya melihat lebih banyak kesamaannya, tepatnya tentang bagaimana kita memperhatikan orang, mendengarkan orang, dan sebagainya,” ujarnya.
Tidak hanya itu, bimbingan dari sang bapak menurutnya juga sangat berarti untuk kematangan berpolitiknya. “Bagaimanapun juga, nanti masukan dari bapak pasti akan sangat membantu karena sebagai anak muda tentu butuh bimbingan dari senior,” pungkas pria yang memiliki hobi membaca, travelling dan ngeband ini. [cty]

Tags: